Bisnis.com, JAKARTA - Produsen keju PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) menyatakan konflik Rusia-Ukraina turut berdampak pada pasokan bahan baku perseroan.
Namun demikian, Direktur Utama Mulia Boga Raya Bobby K Gandasaputra mengatakan kendala suplai dan kenaikan harga akibat konflik tersebut hampir merata dirasakan oleh pelaku usaha dalam negeri.
Kecukupan pasokan bahan baku, lanjut Bobby telah diupayakan sejak akhir tahun lalu untuk menjaga utilitas kapasitas produksi tak turun.
"Tentunya pasokan bahan baku selama konflik rusia ukraina ber-impact ke semua perusahaan, tetapi tentunya yang kami lakukan, kami sudah mempunyai banyak rencana efisiensi, memastikan supplier bahwa bahan baku tersedia dengan jumlah yang kami sudah order," kata Bobby dalam public expose secara online, Selasa (29/3/2022).
Suplai bahan baku susu Indonesia sebagian besar dipasok dari Australia dan Selandia Baru. Namun demikian, sebagian juga didatangkan dari Uni Eropa yang tengah mengalami gejolak energi akibat konflik dua negara tersebut.
Sementara itu, pemilik merek Prochiz tersebut membukukan penjualan bersih Rp1,04 triliun sepanjang tahun lalu dengan pertumbuhan 8,4 persen. Bobby mengatakan volume produksi perseroan sepanjang tahun lalu juga tumbuh di atas 10 persen.
Baca Juga
Mayoritas penjualan KEJU masih dalam produk keju blok yaitu sekitar 85,1 persen. Sisanya, dari keju lembaran 13,6 persen dan kategori lainnya 1,3 persen.
Dengan pangsa pasar di pasar modern sebesar 40,7 persen pada Desember 2021, tahun ini, Bobby mengatakan pihaknya membidik perluasan channel distribusi dan pasar ekspor. Kendala rantai pasok bahan baku dunia diharapkan tak menghambat laju rencana ekspansi perseroan tahun ini.
"Kami mitigasi dengan langkah-langkah yang sudah kami lakukan dari tahun lalu untuk memastikan suplai terjaga," ujarnya.
Sementara itu, pada tahun lalu penjualan ekspor perseroan berhasil mencatatkan peningkatan hingga 113 persen menjadi Rp66,9 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penjualan ekspor menyumbang 6,4 persen dari total penjualan produk perseroan.
Sementara itu, mengenai pasokan bahan baku susu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sempat memberikan catatan bahwa 78 persen diantaranya masih didatangkan dari impor. Sehingga hanya 22 persen yang mampu dipenuhi peternak dalam negeri.
Sementara permintaan bahan baku susu rata-rata tumbuh 4 persen per tahun, kemampuan suplai dalam negeri hanya meningkat rata-rata 2,6 persen per tahun. Bagi industri pengguna bahan baku susu, kemitraan dan pembinaan petani dan peternak lokal menjadi penting untuk mendorong produktivitas dan pasokan domestik.