Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perluasan Harga Gas Khusus Industri Terkendala Infrastruktur

Pemerintah akan menambah jumlah sektor yang mendapat harga gas bumi khusus industri sebanyak 13 sektor.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian mencanangkan pemerataan harga gas bumi untuk seluruh pelaku industri, tidak hanya bagi 7 sektor eksisting dan 13 sektor tambahan yang diusulkan. Namun demikian, kesiapan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah selanjutnya.

Pasalnya, distribusi gas bumi untuk industri sejauh ini masih mengandalkan jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN), yang sebagian besar tersebar di bagian barat Indonesia yakni Jawa dan Sumatera. Sedangkan, sumbernya justru banyak terdapat di wilayah tengah dan timur Indonesia.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko Cahyanto menerangkan perlu perubahan peta bisnis dan distribusi gas untuk mencapai nilai keekonomian maksimal US$6 per MMBTU.

"Memang perlu ada penyesuaian, sementara ini kita bergantung pada jaringan PGN, tetapi sekarang kita tahu ada banyak cara untuk mentransportasi [gas bumi], tidak hanya melalui pipa," kata Eko kepada Bisnis, Kamis (24/3/2022).

Distribusi gas bumi, lanjutnya, juga dimungkinkan menggunakan tank kontainer sehingga dibutuhkan pula terminal untuk menampung gas dari sumbernya. Eko melanjutkan, bukan perkara mudah untuk mengubah peta bisnis tersebut, sebab perlu mendudukkan banyak pemangku kepentingan.

"Memang perlu waktu, makanya kami mulai dari beberapa sektor. Kalau semakin efisien, saya yakin dengan tambahan beberapa infrastruktur yang saya sebutkan tadi, bisa mengejar harga keekonomian itu," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan mengatakan proyeksi serapan HGBT ke 7 sektor penerima pada tahun ini seharusnya dapat dimaksimalkan. Pasalnya, sejumlah sektor industri sudah merencanakan ekspansi kapasitas produksi dan rencana investasi lainnya.

Yustinus menggarisbawahi kekurangan pasokan untuk Jawa bagian timur yang sudah berlangsung selama dua tahun dan mendorong pelaku usaha membeli gas di atas harga US$6 per MMBTU.

Pasokan gas dari Jambaran Tiung Biru yang diproyeksikan mulai mengalir pada Mei 2022 diharapkan dapat dialokasikan untuk kekurangan pasokan ke Jawa bagian Timur.

"Gas dari Jambaran Tiung Biru potensinya 192 Mmscfd [million standard cubic feet per day], 100 untuk PLN dan 92 untuk lainnya. Pasti kami sangat mengharapkan 92 Mmscfd untuk pemenuhan kekurangan di Jawa bagian timur," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper