Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didekati Luhut untuk IKN, Ini Karakteristik Investor Negara Timur Tengah

Deputi Perencanaan Investasi Kementerian Investasi Nurul Ichwan menjelaskan bahwa investasi di proyek sebesar IKN mencakup banyak lini, mulai dari infrastruktur dasar seperti jalan dan perairan, hingga perumahan komersial maupun pusat perdagangan. Setiap lini itu menurutnya memiliki investor tersendiri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bermalam menggunakan tenda di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, Senin (14 Maret 2022). /BPMI Setpres.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bermalam menggunakan tenda di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, Senin (14 Maret 2022). /BPMI Setpres.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendekati Uni Emirat Arab dan Arab Saudi untuk menawarkan investasi proyek ibu kota negara atau IKN baru, pasca batalnya rencana dari SoftBank Group. Menurut Kementerian Investasi, negara-negara Timur Tengah memiliki karakteristik tersendiri dalam berinvestasi.

Deputi Perencanaan Investasi Kementerian Investasi Nurul Ichwan menjelaskan bahwa investasi di proyek sebesar IKN mencakup banyak lini, mulai dari infrastruktur dasar seperti jalan dan perairan, hingga perumahan komersial maupun pusat perdagangan. Setiap lini itu menurutnya memiliki investor tersendiri.

Nurul menjelaskan bahwa Arab Saudi merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan untuk berinvestasi di IKN. Negara itu pun, dan berbagai negara lain di Timur Tengah, turut memiliki 'sifat' tersendiri dalam berinvestasi.

"Negara-negara Timur Tengah [kecenderungannya] di sektor finansial. Prinsip mereka simple, saya masukan uang hari ini, besok saya untung berapa, tahun depan untung berapa? Saya masukan uang hari ini, saya exit 5 tahun lagi saya dapat untung berapa? Sesederhana itu," ujar Nurul pada Kamis (17/3/2022).

Menurutnya, hal itu terlihat dalam perbincangan awal pihak Timur Tengah dengan Indonesia terkait ketertarikan investasi di IKN. Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa terdapat banyak proyek dan lini dalam investasi IKN, sedangkan pihak Timur Tengah lebih menitikberatkan pertimbangan finansial.

"Mereka selalu melihat dari sisi perhitungan keuangannya, saya bicara tentang expertise bisnis sektornya," katanya.

Nurul menjelaskan bahwa Indonesia tentu berusaha untuk mendapatkan titik temu dengan para calon investor, yakni manfaat terbaik dari investasi yang sejalan dengan aturan berlaku. Calon investor pun melancarkan negosiasi untuk memperoleh keuntungan terbaik.

Adapun, sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tengah intens menawarkan investasi proyek IKN kepada Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, pasca batalnya investasi SoftBank Group dari Jepang.

Menurut Luhut, lepasnya pendanaan dari Uni Emirat Arab dan Arab Saudi ke bisnis SoftBank Vision Fund membuat SoftBank mundur dari rencana investasi di IKN.

"Sekarang kami harapkan [sumber dana] Vision Fund yang ada dari Abu Dhabi dan Saudi itu bisa masuk kita [ke proyek IKN], enggak usah lewat SoftBank," ujar Luhut usai gelaran Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan, Kamis (17/3/2022) di Jakarta.

Indonesia sudah mendapatkan investasi dari Uni Emirat Arab senilai US$20 miliar, yang akan masuk melalui Indonesia Investment Fund. Luhut pun akan menjajaki peluang lainnya agar investasi IKN lebih besar.

Sementara itu, Luhut menyebut bahwa Arab Saudi sudah menyatakan ketertarikannya untuk investasi IKN. Dia bahkan sudah mengirimkan tim ke Arab Saudi untuk berkomunikasi dengan pemerintah di sana terkait peluang investasi di IKN.

"Saya ketemu MBS [Muhammad bin Salman al-Saud] dia juga menawarkan untuk masuk [ke proyek IKN]. Sekarang lagi bicara [tim saya di Arab Saudi], intensif sekali, karena Crown Prince-nya [Salman al-Saud] juga sangat progresif. Dia WhatsApp saya sampai di mana progress-nya," ujar Luhut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper