Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Tengah Bayang Harga Pangan dan Perang Rusia-Ukraina, Begini Jurus Sri Mulyani Tekan Inflasi

Sri Mulyani optimis Indonesia mampu menavigasi situasi yang cukup menantang ini. Cara apa saja yang akan digunakan pemerintah?
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati. /Youtube Ministry of Finance Republic Indonesia
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati. /Youtube Ministry of Finance Republic Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan peningkatan inflasi akan berdampak pada pemulihan ekonomi tahun ini. Pasalnya sektor konsumsi atau daya beli yang akan memainkan peran penting pada pertumbuhan PDB 2022.

Ada beberapa komponen yang menjadi perhatian Sri Mulyani seperti harga komoditas, harga pangan, dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Kendati demikian, Sri Mulyani optimistis Indonesia mampu menavigasi situasi yang cukup menantang ini dengan cara, pertama, menggunakan kebijakan Indonesia baik fiskal maupun moneter dan intervensi pasar untuk memastikan bahwa proses pemulihan akan terus berlanjut.

Kedua, mencoba untuk melihat dampak negatif dari harga komoditas yang melambung tinggi, termasuk bahan bakar minyak dan mineral, dengan kebijakan fiskal.

Dan ketiga, memastikan ketersediaan barang dan jasa ini akan tetap ada ketika permintaan mulai membaik atau meningkat, dengan proses pemulihan setelah pandemi.

"Jadi kami akan menggunakan semua kebijakan agar kami dapat menavigasi situasi yang sangat menantang ini. Mulai dari pandemi yang belum berakhir serta sekarang risiko geopolitik baru," katanya dalam acara Bloomberg Asean Business Summit, Rabu (16/3/2022).

Adapun Menkeu juga memberikan catatan mengenai harga pangan pada Ramadhan dan Idulfitri. Saat ini minyak goreng dan kedelai tengah mengalami kenaikan, sedangkan beras cenderung stabil. Oleh karena itu, pemerintah pun tengah mengkalkulasi strategi untuk menekan inflasi pada periode tersebut.

Sementara itu, sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menargetkan inflasi Indonesia akan sekitar 2–4 persen. Dia menyampaikan, BI ke depan tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper