Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan peningkatan inflasi akan berdampak pada pemulihan ekonomi tahun ini. Pasalnya sektor konsumsi atau daya beli yang akan memainkan peran penting pada pertumbuhan PDB 2022.
Ada beberapa komponen yang menjadi perhatian Sri Mulyani seperti harga komoditas, harga pangan, dan perang antara Rusia dan Ukraina.
Kendati demikian, Sri Mulyani optimistis Indonesia mampu menavigasi situasi yang cukup menantang ini dengan cara, pertama, menggunakan kebijakan Indonesia baik fiskal maupun moneter dan intervensi pasar untuk memastikan bahwa proses pemulihan akan terus berlanjut.
Kedua, mencoba untuk melihat dampak negatif dari harga komoditas yang melambung tinggi, termasuk bahan bakar minyak dan mineral, dengan kebijakan fiskal.
Dan ketiga, memastikan ketersediaan barang dan jasa ini akan tetap ada ketika permintaan mulai membaik atau meningkat, dengan proses pemulihan setelah pandemi.
"Jadi kami akan menggunakan semua kebijakan agar kami dapat menavigasi situasi yang sangat menantang ini. Mulai dari pandemi yang belum berakhir serta sekarang risiko geopolitik baru," katanya dalam acara Bloomberg Asean Business Summit, Rabu (16/3/2022).
Adapun Menkeu juga memberikan catatan mengenai harga pangan pada Ramadhan dan Idulfitri. Saat ini minyak goreng dan kedelai tengah mengalami kenaikan, sedangkan beras cenderung stabil. Oleh karena itu, pemerintah pun tengah mengkalkulasi strategi untuk menekan inflasi pada periode tersebut.
Sementara itu, sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menargetkan inflasi Indonesia akan sekitar 2–4 persen. Dia menyampaikan, BI ke depan tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).