Bisnis.com, JAKARTA - Produksi mainan menjadi salah satu sekoci penyelamat pengusaha sepeda di tengah kelesuan pasar kereta angin. Pasarnya, pemulihan produksi dan pasar sepeda sudah mencapai 75 persen pada tahun lalu dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan Indonesia (APSMI) Eko Wibowo mengatakan pasar mainan sempat anjlok menjadi 40 persen dari situasi normal pada 2020. Di awal tahun ini, produksi dan penjualan cenderung melandai mengikuti siklus pasar yang biasanya akan kembali semarak usai Lebaran dan liburan sekolah.
"Mainan terus terang masih lebih baik dari sepeda, awal tahun ini sedikit slow down. Namun ini siklusnya mainan, Desember turun, lebaran naik lagi, dan liburan sekolah naik tinggi," katanya kepada Bisnis, Selasa (15/3/2022).
Di sisi lain, kondisi mainan impor masih tertekan regulasi dan persyaratan perizinan. Pengambilan contoh produk untuk perizinan dan standardisasi harus dilakukan oleh WNI yang berangkat langsung ke negara eksportir seperti China. Sedangkan pengurusan visa cenderung lama dan sulit disetujui.
Imbas dari kondisi tersebut, lanjut Eko, banyak bermunculan mainan impor ilegal hasil selundupan.
Dia juga mengatakan kondisi seretnya pasokan mainan impor sebenarnya dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha domestik untuk memperbesar pangsa pasar. Pasalnya, mainan impor mengisi 70 persen pasar dalam negeri.
Baca Juga
Sayangnya, kebanyakan pelaku usaha dalam negeri tidak memproduksi mainan musiman yang hampir semuanya didatangkan dari impor.
"Pasar lokal hanya bisa memproduksi basic toys, bukan barang seasonal, yang memang sebulan dua bulan ganti. Tidak mungkin [produsen] lokal bisa mengikuti kecepatan perubahan itu," jelasnya.