Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin: Meski Ada Perang, Pengusaha Harus 'Menang'!

Menurut Ketua Umum Kadin, Indonesia perlu jeli membaca peluang di tengah tensi geopolitik itu. Dia meyakini bahwa Indonesia dapat menggenjot ekspor ke banyak negara dengan mengambil celah dari kondisi yang ada.
Layar menampilkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memberikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2022 di Jakarta, Kamis (16/12/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Layar menampilkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memberikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2022 di Jakarta, Kamis (16/12/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin menilai bahwa Indonesia perlu cermat mengoptimalkan peluang bisnis di tengah tensi geopolitik yang memengaruhi perekonomian. Berbagai peluang ekspor terbuka dan dapat dimanfaatkan para pengusaha.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid dalam konferensi pers mengenai inflasi, kelangkaan minyak goreng, dan tanggapan atas kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN). Konferensi pers itu berlangsung pada Selasa (15/3/2022) sore.

Arsjad menyampaikan bahwa konflik Rusia dan Ukraina memberikan pengaruh besar terhadap ekonomi global, di antaranya karena naiknya harga minyak dunia. Selain itu, aktivitas perdagangan turut terpengaruh, baik menyangkut komoditas dari kedua negara atau karena adanya embargo dagang dari negara-negara lain.

Menurutnya, Indonesia perlu jeli membaca peluang di tengah tensi geopolitik itu. Dia meyakini bahwa Indonesia dapat menggenjot ekspor ke banyak negara dengan mengambil celah dari kondisi yang ada.

"Seperti saat perang dagang Amerika Serikat dan China, kita blessing. Saya kaget pabrik garmen sekarang, seluruh Indonesia sudah tidak ada space, diborong Amerika, tekstil, sepatu, mebel jadi booming sekali. Kita jadi surplus dolar," ujar Ketua Umum Kadin tersebut pada Selasa (15/3/2022).

Dia pun menyatakan bahwa para pengusaha harus mampu 'memenangkan' kondisi yang menantang ini. Terus meningkatknya kinerja ekspor Indonesia menjadi sinyal bahwa di tengah pandemi Covid-19 dan konflik geopolitik, Indonesia dapat mengambil keuntungan.

"Makanya kami di Kadin selalu bilang, 'perang-perang' kita harus 'menang'," ujar Arsjad.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengumumkan bahwa surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 mencapai US$3,83 miliar. Capaian itu tumbuh pesat dari Januari 2022 yang surplus US$0,9 miliar.

BPS mencatat bahwa kinerja ekspor pada Februari 2022 mencapai US$20,46 miliar atau tumbuh 34,14 persen (year-on-year/yoy). Nilai impor Februari 2022 tercatat senilai US$16,64 miliar atau tumbuh 25,43 persen (yoy), sehingga terjadi surplus.

"Neraca perdagangan surplus US$3,83 niliar. Ini terjadi 22 bulan terakhir secara beruntun Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan," ujar Margo dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper