Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin: Soal Minyak Goreng, Ada Pihak yang Bandel?

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menduga ada pihak yang memanfatkan penyaluran distribusi minyak murah sehingga menyebabkan kelangkaan.
Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar minyak goreng murah di Halaman Kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar minyak goreng murah di Halaman Kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menduga ada pihak yang bandel terkait kelangkaan minyak goreng di Indonesia.

Ketua Umum Kadin Muhammad Arsjad Rasjid P.M mengatakan pengusaha mentaati segala kebijakan mengenai penyaluran minyak goreng. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada aksi kecurangan yang terjadi di dalamnya. 

“Kalau ditanya apakah ada pengusaha yang bandel atau tidak, secara menyeluruh tidak, tapi kalo orang ada aja yang bandel,” kata Arsjad dalam konferensi pers Kadin, Selasa (15/3/2022).

Arsjad melanjutkan saat ini pihaknya dan para pengusaha terus bekerjasama dengan pemerintah untuk mencari solusi yang berkelanjutan terkait pemerataan distribusi minyak goreng. Dia menilai untuk mewujudkan ini, membutuhkan komitmen dari semua pihak agar masalah dapat selesai.

“Komitmen dari semuanya bahwa dengan kebersamaan ini bagaimana kita mengutamakan menyelesaikan permasalahan yang ada dan itu menjadi komitmen bagi semua pengusaha,” kata Arsjad.

Arsjad berharap akan segera ada suatu solusi yang dapat mengatasi hal ini, mengingat akan segera masuk Ramadan dan menuju Idulfitri agar harga kebutuhan dan harga dapat  normal.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Suryadi Sasmita menilai bahwa suplai minyak goreng saat ini cukup seperti apa yang dikatakan pemerintah. Dia melihat bahwa ada pihak yang mencari kesempatan dalam kesulitan dan banyak masyarakat yang panic buying.

“Kalau menurut saya itu supply cukup, karena pada saat itu disuruh dijual di bawah harga, sehingga, maaf ya, ‘ada orang yang mencari kesempatan untuk menimbun’ atau membeli lebih untuk stok di rumah masing-masing, kepanikan ini lah yang menjadi kurang stoknya,” tambah Suryadi.

Lebih lanjut, Suryadi menjelaskan bahwa pada kenyataannya dalam ekspor impor kelapa sawit sudah ada komposisi agar tidak ada kekurangan. Kembali lagi melihat keadaan, banyak masyarakat yang panik sehingga stok besar-besaran.

“Kalau banyak orang yang panik, dia akan menimbun, itu yang jadi masalah,” kata Suryadi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper