Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memulai tugas perdananya dengan mengintervensi kebijakan tata niaga perdagingan di dalam negeri agar terlepas dari jerat pengaruh harga di Australia.
Berita itu menjadi salah satu dari lima berita pilihan Bisnisindonesia.id sepanjang Jumat (04/03/2022) selain nasib pembangunan Jembatan Batam–Bntan, investasi kabel laut oleh asing, peluang bisnis di berbagai negara, dan Bank Dunia menyatakan pera ng di Ukraina menyulitkan perekonomian negara-negara miskin.
Selain itu, terdapat beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji di meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut ini adalah intisari dari setiap berita pilihan:
1. Intervensi Kemelut Daging & Pertaruhan Gebrakan Perdana Bapanas
Belum sampai 2 pekan sejak kepengurusannya disahkan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memulai tugas perdananya dengan mengintervensi kebijakan tata niaga perdagingan di dalam negeri agar terlepas dari jerat pengaruh harga di Australia.
Manuver yang diambil oleh Bapanas terbilang cukup berani sebagai lembaga yang baru seumur jagung dengan langsung memberi lampu hijau bagi swasta untuk mengimpor sapi dan kerbau selain dari Negeri Kanguru.
Selama ini, importasi daging maupun sapi/kerbau bakalan dari luar Australia—seperti dari Brasil dan Meksiko—hanya diperbolehkan kepada BUMN seperti Perum Bulog (Persero) dan PT Berdikari (Persero).
2. Akankah Jembatan Babin Bernasib Sama Seperti Selat Sunda?
Sebagai kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau mengandalkan transportasi laut dan udara untuk menghubungkan satu pulau ke pulau lainnya.
Salah satu yang dalam perencanaan untuk dibangun adalah Jembatan Batam–Bntan. Apakah penyelesaian jembatan ini akan tepat waktu, bahkan lebih cepat dari perkiraan semula sehingga menjadi penutup yang manis pada akhir masa pemerintahan Jokowi?
Atau apakah ia akan menjadi pekerjaan pemerintahan berikutnya? Atau dicoret dari daftar proyek yang akan dibangun seperti Presiden Jokowi pada awal pemerintahannya menghapus rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda dari daftar yang dibuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono?
3. Hitung Cermat Untung-Rugi Jorjoran Investasi Kabel Laut Asing!
Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi) menilai negara diuntungkan dengan hadirnya SKKL karena pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di laut cukup besar.
"PNBP untuk izin pemanfaatan ruang lautnya juga cukup besar, tenaga kerja yang terserap untuk operasional penyelenggaraan dan pemeliharaan SKKL ini juga cukup banyak," tutur Sekretaris Jenderal Askalsi Resi Y. Bramani.
Mengenai besaran pendapatan negara dari SKKL, dia mengaku tidak bisa memerinci angkanya. Namun, jumlah tersebut akan tergantung pada panjang kabelnya. Contohnya salah satu anggota Askalsi dari 2015—2019 membayar PBB Laut ke kantor pajak untuk SKKL yang dimiliki di beberapa lokasi perairan total sekitar Rp2,36 miliar.
Namun, dia menggarisbawahi regulator sangat berhati-hati terkait proses perizinan pembangunan SKKL.
4. Orang Kaya, Ini Tempat Tanam Uang dari Indonesia hingga Kenya
Dengan individu yang sangat kaya raya berencana untuk berinvestasi langsung di properti komersial pada 2022, jaringan global Knight Frank mengidentifikasi beberapa opsi untuk modal swasta di pasar mereka, dari peternakan salmon hingga pub.
Di Singapura yang merupakan perkotaan, banyak peluang di bisnis real estat. Properti unik dapat digunakan untuk ruang kantor keluarga atau disewakan ke bisnis termasuk ritel serta makanan dan minuman untuk pendapatan berulang di area yang telah atau dalam proses digentrifikasi.
Pub di Australia/Qantas
Di Australia, tempat hiburan berupa pub menyediakan perjanjian sewa yang kuat dan aliran pendapatan yang andal, sedangkan di Uni Emirat Arab, terbuka pe,luang bisnis ikan salmon.
5. Perang Ukraina Bencana Ekonomi Dunia, Bikin Susah Negara Miskin
Perang di Ukraina adalah "bencana" bagi dunia yang akan memangkas pertumbuhan ekonomi global, kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
Dia mengatakan perang di Ukraina datang pada saat yang buruk bagi dunia karena inflasi sudah meningkat.
Dampak ekonomi dari perang membentang di luar perbatasan Ukraina dan kenaikan harga energi global khususnya "paling memukul orang miskin, seperti halnya inflasi". Harga pangan juga didorong naik oleh perang, dan "menjadi masalah yang sangat nyata bagi orang-orang di negara-negara miskin".
Selamat membaca!