Bisnis.com, JAKARTA – PT MRT Jakarta mencatat pandemi Covid-19 berdampak cukup parah pada kinerja dan operasional transportasi publik ibu kota tersebut. Dampak pandemi sangat terasa khususnya pada tahun pertama pandemi Covid-19 pada 2020.
Pada webinar, Selasa (1/3/2022), Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar memaparkan jumlah penumpang atau ridership MRT anjlok pada saat pertama kali status tanggap darurat pandemi Covid-19 diterapkan pada Maret 2020. Pada saat itu, ridership turun ke rata-rata 45.279 penumpang per harinya, dari sebanyak rata-rata 88.444 penumpang per hari pada Februari 2020.
Rata-rata jumlah penumpang per hari semakin anjlok pada April 2020 ke angka 4.059 rata-rata setiap harinya. Pada saat itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah mulai diterapkan di DKI Jakarta.
"Saya ingat betul itu pada 2 Maret 2020, pertama kali [diumumkan] penderita Covid-19 pertama [di Indonesia]. Dari angka rata-rata 88.444 penumpang per hari pada Februari, kita mulai turun ketika pembatasan pada pertengahan Maret. Angkanya drop sampai 4.000 [April] sampai dengan 1.400 [Mei] penumpang rata-rata per hari," tuturnya pada webinar Forum Jurnalis MRT Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Setelah itu, angka penumpang rata-rata setiap harinya berfluktuasi seiring dengan kondisi penanganan pandemi Covid-19. Pada 2021, gelombang kedua pandemi Covid-19 akibat varian Delta menyebabkan ridership anjlok kembali seperti terlihat pada periode Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di pertengahan tahun.
Pada saat itu, ridership anjlok ke angka 4.324 rata-rata per hari pada Juli 2021, dari posisi ridership rata-rata 22.686 per hari pada Juni 2021. Posisi Juli 2021 membawa kembali rata-rata jumlah penumpang MRT pada kisaran 4.000-an, seperti pada saat PSBB April 2020.
Baca Juga
Namun, tidak butuh waktu lama untuk ridership naik kembali seiring dengan pelonggaran pembatasan. Pada Desember 2021, rata-rata ridership MRT harian menyentuh rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 (sejak April 2020), yakni 35.429 penumpang rata-rata per harinya.
Alhasil, rata-rata ridership MRT Jakarta per harinya secara kumulatif sepanjang 2021 mencapai 19.250 penumpang rata-rata per harinya.
Perolehan rata-rata ridership harian pada Desember 2021 tercatat stabil hingga awal 2022 yakni 35.242 penumpang rata-rata per hari di Januari. Tetapi, gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang dipicu varian Omicron kembali memicu penurunan ridership hingga ke angka 19.024 rata-rata penumpang per harinya di Februari 2022.
Kendati demikian, William menilai varian Omicron yang memicu gelombang ketiga tidak akan menimbulkan penurunan ridership yang signifikan, sebagaimana yang terjadi pada April 2020 dan Juli 2021.
"Gelombang ketiga akibat varian Omicron menyerang, hingga hari ini masih kita hadapi. Kita masih ada di PPKM level 3. Yang kita syukuri itu pengaruhnya terhadap ridership tidak sesignifikan pada gelombang satu dan dua. Terjadi penurunan [di Februari 2022] kita lihat di angka 19.024," jelasnya.
Menurut William, hal ini menggambarkan resiliensi masyarakat yang saat ini dinilai sudah lebih kuat dalam menghadapi pandemi. Dia memprakirakan ridership MRT yang sempat jatuh pada Februari 2022 akan segera mengalami kenaikan lagi.
Secara keseluruhan tahun ini, dia menargetkan rata-rata ridership harian MRT akan menyentuh 40.000 penumpang rata-rata per harinya.