Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia vs Ukraina: Daftar Perusahaan yang Hengkang dari Rusia

Berikut daftar perusahaan global yang hengkang dari Rusia sebagai imbas dari perang Rusia vs Ukraina.
Toko resmi Apple di salah satu pusat perbelanjaan di Moscow, Rusia/Times of Israel
Toko resmi Apple di salah satu pusat perbelanjaan di Moscow, Rusia/Times of Israel

Bisnis.com, JAKARTA - Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih terus berlangsung berdampak pada banyaknya perusahaan yang hengkang dari Rusia.

Negara-negara di seluruh dunia pun telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia antara lain, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Swiss, dan Australia.

Melansir CNN Business, Exxon pada Selasa (1/3/2022) mengumumkan akan berhenti dari proyek Rusia terakhirnya, sementara Boeing mengatakan bahwa mereka telah menangguhkan operasi besar di Moskow. Bukan itu saja, Ford mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan operasinya di Rusia.

Pembuat mobil Amerika tersebut memiliki 50 persen saham di Ford Sollers, perusahaan patungan dengan perusahaan Rusia Sollers yang mempekerjakan setidaknya 4.000 orang.

"Boeing pada Selasa [2/3/2022] menyampaikan bahwa mereka akan menangguhkan dukungan untuk maskapai Rusia," tulis CNN Business seperti dikutip, Kamis (3/3/2022). 

Seorang juru bicara perusahaan mengkonfirmasi bahwa mereka akan menghentikan layanan suku cadang, pemeliharaan, dan dukungan teknis untuk maskapai Rusia, dan juga menangguhkan operasi besar di Moskow dan menutup sementara kantor perusahaan di Kiev.

Senada dengan Boeing, Airbus dalam pernyataannya menyampaikan bahwa mereka telah menangguhkan layanan dukungan untuk maskapai Rusia serta pasokan suku cadang ke negara itu.

Sementara itu, Apple telah berhenti menjual produknya di Rusia. Perusahaan itu mengatakan bahwa mereka sangat prihatin terkait invasi Rusia. Mereka juga telah membatasi akses ke layanan digital, seperti Apple Pay, di Rusia. Apple juga membatasi ketersediaan aplikasi media pemerintah Rusia di luar negeri.

Meta, induk perusahaan Facebook, menyampaikan bahwa mereka akan memblokir akses berita Rusia RT dan Sputnik di seluruh Uni Eropa. Meta juga mengatakan telah menerapkan pembatasan algoritma ke media pemerintah Rusia. Twitter pun mengumumkan rencana untuk mengurangi visibilitas dan amplifikasi konten media pemerintah Rusia.

Netflix juga menyatakan bahwa mereka menolak menyiarkan saluran TV pemerintah Rusia di negara itu.

“Mengingat situasi saat ini, kami tidak memiliki rencana untuk menambahkan saluran di layanan kami,” ujar Netflix dalam keterangan resmi.

Spotify mengatakan bahwa mereka telah menutup kantornya di Rusia tanpa batas waktu dan membatasi acara yang dimiliki dan dioperasikan oleh media yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia.

YouTube, yang dimiliki oleh Google, mengatakan mereka telah memblokir media pemerintah Rusia di Ukraina, termasuk RT. Platform video itu menyatakan bahwa mereka akan secara signifikan membatasi rekomendasi untuk saluran-saluran ini. Google dan YouTube pun mengatakan mereka tidak akan mengizinkan media pemerintah Rusia untuk menjalankan iklan atau memonetisasi konten mereka.

Shell juga keluar dari Rusia dan meninggalkan usaha patungannya dengan Gazprom, termasuk keterlibatannya dengan pipa gas alam Nord Stream 2.

Mastercard mengumumkan bahwa mereka telah memblokir banyak lembaga keuangan dari jaringannya sebagai akibat dari sanksi anti-Rusia, dan akan terus bekerja sama dengan regulator ke depannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper