Bisnis.com, JAKARTA — Perang antara Rusia dan Ukraina diperkirakan akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman menyampaikan bahwa di satu sisi konflik kedua negara tersebut akan membawa keuntungan bag perekonomian domestik.
Konflik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan harga minyak dunia meningkat tinggi akan mendorong pendapatan negara dan penerimaan pajak ekspor impor.
"Untuk kenaikan harga minyak juga memberikan berkah ke Indonesia, di satu sisi perdagangan terganggu tapi nilai devisa yang masuk masih mendongkrak nilai PDB," katanya dalam webinar, Rabu (2/3/2022).
Di sisi lain, kenaikan harga minyak akan berdampak pada kenaikan harga komoditas lainnya dan mendorong kenaikan inflasi.
Dia menjelaskan, akibat transmisi kenaikan harga minyak, maka akan mendorong terjadinya inflasi yang mana saat ini harga beberapa komoditas yang bergejolak dan harga bahan pokok sudah meningkat.
"Terutama minyak, gas, dan daging, kemungkinan harga bahan pokok bisa meningkat," jelasnya.
Dia memperkirakan dampak yang ditimbulkan dari konflik Rusia dan Ukraina akan menurunkan pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 0,014 persen.