Bisnis.com, JAKARTA - Konflik antara Rusia dan Ukraina dikhawatirkan akan merugikan perekonomian global dan mengganggu proses pemulihan ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
Ekonom Senior Narasi Institute Fadhil Hasan menyampaikan bahwa perekonomian telah mengalami tantangan kenaikan harga sebelum terjadi konflik di Ukraina.
Konflik tersebut menurutnya justru akan memperparah krisis ekonomi di tingkat global.
“Krisis yang terjadi di Ukraina invasi oleh Rusia ini akan memperparah krisis ekonomi di tingkat dunia,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (27/2/2022).
Dia mengatakan, produksi minyak Rusia mencapai 10 juta barel per hari. Jika minyak Rusia tidak ada di pasaran, maka lonjakan harga tidak dapat dihindari.
Indonesia sebagai salah satu negara pengimpor minyak terbesar di dunia diperkirakan akan mengalami dampak yang berat jika sanksi dunia kepada Rusia sangat keras.
Fadhil juga mengingatkan bahwa inflasi dunia sudah meningkat sebelum terjadi serangan ke Ukraina.
Pertumbuhan ekonomi dunia yang terancam turun akan memberikan dampak pada perekonomian domestik, terutama pada kinerja ekspor dan impor, serta akan meningkatkan inflasi yang berpotensi memukul daya beli perekonomian.
Dengan demikian, akan terjadi instabilitas pada ekonomi di tingkat domestik. Indonesia, menurut Fadhil, harus bisa memitigasi situasi ekonomi saat ini.
“Pemerintah mesti fokus memitigasi segala resiko yang ada, sementara Indonesia masih menghadapi tantangan Covid-19,” katanya.