Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Italia Mario Draghi berencana mengaktifkan kembali pembangkit batu bara seiring dengan kenaikan harga gas alam di Eropa.
Draghi mengatakan bahwa kebijakan ini akan diambil pemerintah setelah harga gas semakin tidak dapat dibendung. Ditambah lagi perang antara Rusia dan Ukraina semakin memperkuat potensi ketidakpastian pasokan gas alam.
“Pembangkit listrik tenaga batu bara mungkin perlu dibuka kembali untuk mengisi defisit dalam jangka pendek,” katanya dilansir The Saxon, media berbasis di Inggris, Sabtu (26/2/2022).
Untuk diketahui, Italia bergantung pada pasokan gas sebagai bahan baku energi di negara tersebut. Sekitar 45 persen gas diimpor dari Rusia, meningkat sekitar 27 persen dalam 10 tahun terakhir.
Sebab itu, konflik antara Rusia dan Ukraina membuat negara tersebut meningkatkan pasokan energi alternatif. Langkah ini diambil Italia untuk menghindari tingginya tagihan untuk pembelian gas.
Sebelumnya, 27 negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris telah setuju untuk mendukung Ukraina dengan senjata dan pasukan lainnya seiring dengan invasi Rusia ke negara tersebut.
Baca Juga
Sky News melaporkan bahwa bantuan tersebut termasuk senjata, pasokan medis dan bantuan militer lainnya untuk memerangi invasi Rusia.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menyelenggarakan konferensi donor bantuan militer pada Jumat malam waktu setempat. Pertemuan puluhan negara tersebut diadakan secara virtual.
Hasil pertemuan itu, 25 negara menyatakan siap membantu dan setuju untuk berkontribusi. Selain itu dua negara lainnya yang tidak dapat mengikuti konferensi secara terpisah menyatakan akan memberikan dukungan.
“Bantuan tersebut meliputi amunisi, senjata anti-tank, senjata anti-udara dan bantuan seperti persediaan medis,” tulis Sky News, Sabtu (26/2/2022).
Adapun negara yang telah menyatakan dukungannya berasal dari anggota NATO maupun non NATO. Namun tidak dijelaskan senjata apa saja yang dikirim. Namun demikian, media itu menyebut bahwa Belanda ikut mengirim 200 rudal Stinger.