Bisnis.com, JAKARTA - Inggris siap untuk memaksimalkan perdagangan dengan negara berkembang, termasuk Indonesia, terutama setelah penandatanganan Joint Economic and Trade Committee (JETCO).
Pembentukan JETCO merupakan hasil rekomendasi dari Joint Trade Review (JTR) yang dilakukan oleh Indonesia dan Inggris. Sementara itu, JTR merupakan kajian bersama yang dilaksanakan untuk menyusun rekomendasi dalam rangka peningkatan bidang perdagangan dan investasi.
"[Saatnya kami] berupaya dan memikirkan bagaimana kita bisa meningkatkan perdagangan dengan kawasan luar biasa ini, termasuk dengan negara berkembang yang ekonominya tumbuh. Inggris ingin menjadi Pusat hubungan perdagangan itu," kata Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan dalam wawancara di Jakarta pada Rabu (23/2/2022).
Dia menyoroti pentingnya kerja sama yang berkaitan dengan pencapaian tujuan netral karbon atau net zero, di mana Inggris memimpin dengan upaya transisi infrastruktur dan produksi energi untuk beberapa tahun ke depan.
Namun, Indonesia memiliki persyaratan konten lokal bawaan, yang berpotensi menjadi disinsentif bagi bisnis. Hal itu akan menjadi salah satu bahan diskusi dengan Pemerintah Indonesia.
"Memikirkan bagaimana setidaknya dalam jangka pendek Indonesia dapat mengurangi [hambatan itu] atau mencari cara bagi bisnis Inggris untuk masuk sehingga dapat membantu mengembangkan industri di sini," terangnya.
Baca Juga
Nilai perdagangan Inggris dan Indonesia mencapai 2,6 miliar poundsterling, setara hampir Rp60 triliun. Namun, capaian ini seharusnya bisa lebih tinggi.
Pada sektor energi baru terbarukan di Indonesia bisa mencapai lima kali lipat dari kapasitas produksi energi saat ini.
Indonesia bisa menjadi negara adidaya dalam energi bersih dan perusahaan Inggris dapat membantu menghadirkan teknologi inovatif di bidang seperti energi arus laut (tidal) dan juga hidrogen.