Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Tren Kenaikan Suku Bunga, Standard Chartered Buyback Saham

Strategi buyback dilancarkan Standard Chartered seiring dengan optimisme pertumbuhan pada 2022 di tengah tren kenaikan suku bunga.
Standard Chartered/Bloomberg
Standard Chartered/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered Plc. atau Stanchart akan melakukan buyback saham senilai US$750 juta seiring dengan optimisme pertumbuhan pada 2022 di tengah tren kenaikan suku bunga.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (17/2/2022), bank yang fokus di kawasan Asia ini membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan pada 2021 naik 55 persen menjadi US$3,9 miliar.

Capaian itu meleset dari proyeksi perusahaan sebesar US$4,3 miliar, menurut pernyataan dari pemberi pinjaman yang berbasis di London, hari ini.

Kendati demikian, Stanchart optimistis pada 2022 mengikuti kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral di negara utama.

Perusahaan mengikuti langkah perbankan lainnya dalam meningkatkan pengembalian pemegang saham setelah pembatasan terkait pandemi berakhir tahun lalu.

"Kami telah berkomitmen hari ini untuk serangkaian tindakan, [seperti] memberikan pengembalian ekuitas berwujud 10 persen pada tahun 2024," kata Chief Executive Officer Bill Winters dalam sebuah pernyataan.

Bank akan memangkas biaya struktural sebesar US$1,3 miliar untuk menciptakan lebih banyak ruang untuk investasi. Target pertumbuhan pendapatan dipatok 8 - 10 persen, naik dari 5 - 7 persen tahun ini.

Standard Chartered juga berencana menanamkan investasi senilai US$300 juta di China untuk memacu profit.

Saham Stanchart mencapai level tertinggi dalam 2 tahun pada pekan lalu setelah kenaikan suku bunga acuan Bank of England dan sinyal pengetatan kebijakan Federal Reserve.

Tren suku bunga rendah telah memukul sektor perbankan selama beberapa tahun. Bahkan Standard Chartered mengatakan telah kehilangan laba US$1,5 miliar akibat kondisi itu.

Pada tahun lalu, Standard Chartered mengumumkan buyback saham senilai US$250 juta dan dividen US$0,09 membuat investor kecewa.

Analis Jefferies International Ltd., memprediksi pembelian kembali US$1,7 miliar berdasarkan jumlah kelebihan modal yang mereka katakan akan dimiliki bank ini.

Saham perusahaan turun 3,2 persen menjadi 56,5 dolar Hong Kong pada pukul 13.16 waktu Hong Kong.

Penurunan aset jauh lebih baik menjadi US$263 juta pada 2021, dibandingkan US$2,3 miliar pada setahun sebelumnya pada saat lonjakan utang macet masa pandemi.

Standard Chartered mulai fokus berinvestasi ke bank digital, seperti virtual yang sudah dilakukannya di Hong Kong dan online bank di Afrika. Perusahaan bersaing dengan HSBC Holdings Plc, yang membidik pasar Asia untuk meraih keuntungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper