Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) meminta pemerintah mempertimbangkan kembali rencana penghentian ekspor bauksit. Pasalnya cadangan dalam negeri masih cukup berlimpah.
Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I Ronald Sulistyanto mengatakan bahwa serapan bauksit di dalam negeri masih cukup rendah. Di sisi lain, RI hanya memiliki beberapa smelter. Maka dari itu, bauksit dominan diperdagangkan di pasar global.
“Pemerintah harusnya mendukung ekspor. Buka saja. Toh smelter tetap dibangun sambil mendapatkan devisa negara,” katanya kepada Bisnis, Minggu (13/2/2022).
Dia menjelaskan bahwa saat ini cadangan bauksit di dalam negeri masih cukup berlimpah. Catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan bauksit di Indonesia mencapai 4 persen atau 1,2 miliar ton dari total cadangan dunia.
Kementerian juga menyebutkan bahwa cadangan ini masih akan bertahan setidaknya hingga 92 tahun ke depan. Sebab itu, kata Ronald, pemerintah setidaknya perlu tetap membuka ekspor sembari menunggu masifnya pembangunan smelter alumina.
Di sisi lain, dalam pemberian kuota ekspor, Ronald meminta kebijaksanaan pemerintah dalam memberikan izin ekspor secara merata kepada seluruh pengusaha. Selama ini pihaknya melihat masih ada perusahaan yang tidak mendapat kuota ekspor.
Baca Juga
“Soal hilirisasi pasti [akan tetap berjalan]. Siapa sih yang tidak mau mendapat harga jual lebih tinggi,” terangnya.
Selama ini, harga jual alumina mencapai 10 kali lipat harga bauksit. Ditambah lagi harga aluminium menembus 10 kali harga alumina. Adapun aluminium berasal dari bauksit yang dimurnikan, hingga memperoleh alumina. Kemudian dilebur kembali sehingga menjadi aluminium.
Pun demikian, APB3I mengakui bahwa investasi pada pabrik smelter bauksit tidak kecil. Setidaknya membutuhkan investasi US$1,2 miliar atau setara Rp17 triliun (kurs Rp14.200) untuk membangun smelter tersebut. Walhasil hal ini berpengaruh pada minat investor menanam modal pada industri ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan akan melakukan penghentian ekspor bauksit mulai akhir 2022. Langkah ini diambil pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah hasil sumber daya dalam negeri.
“Akan kita lanjutkan untuk setop ekspor bahan mentah bauksit dan selanjutnya tembaga, selanjutnya emas, selanjutnya timah,” kata Presiden, Senin (27/12/2022).
Penghiliran lanjut Jokowi akan terus dikebut pemerintah memberi memberi nilai tambah bagi negara. Selain serapan tenaga kerja, keberadaan industri hilir juga berdampak pada pendapatan negara.
“Yang ingin mengambil, membeli bahan mentah kita sudah tidak bisa lagi. Artinya mau tidak mau harus mendirikan industri di Tanah Air. Sehingga kita tidak ekspor lagi yang namanya bahan mentah.”
Kendati demikian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa rencana tersebut paling telat akan direalisasikan pada 10 Juni 2023.
“Pemegang IUP penjualan bauksit pencucian dengan kadar di atas 42 persen paling lama sampai 10 Juni 2023,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin saat konferensi pers, Kamis (20/1/2022).