Bisnis.com JAKARTA – Biaya tenaga kerja Amerika Serikat naik pada kecepatan yang kuat untuk kuartal kedua berturut-turut, mengakhiri tahun inflasi tenaga kerja terkuat dalam 2 dekade didorong oleh kondisi bisnis yang bersaing untuk pasokan pekerja yang terbatas.
Indeks biaya pekerjaan (employment cost index/ECI), ukuran upah dan tunjangan yang luas, naik 1 persen pada kuartal IV 2021, menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada Jumat (28/01/2022), mengikuti kenaikan 1,3 persen yang pada kuartal III, peningkatan kuartalan terkuat dalam data yang sebanding kembali ke 2001.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), ECI melonjak 4 persen, terbesar selama 2 dekade terakhir, tulis Bloomberg.
Keuntungan kompensasi kuartal IV 2021 berbasis luas di seluruh industri. Upah dan gaji untuk pekerja sipil naik 4,5 persen dari tahun sebelumnya, tertinggi dalam data yang sebanding kembali ke 2001.
Peningkatan secara kuartalan berturut-turut menggarisbawahi bagaimana pasar tenaga kerja yang ketat telah menekan bisnis untuk menawar upah untuk menarik dan mempertahankan karyawan.
Dalam beberapa kasus, hal itu menghasilkan keuntungan yang lebih ramping, tetapi banyak perusahaan meneruskan biaya tersebut kepada konsumen dengan cara menaikkan harga hasil produksi.
Baca Juga
Pembuat cat populer Sherwin-Williams Co. menaikkan harga 12 persen pekan depan untuk mengimbangi biaya yang lebih tinggi, sebagian karena biaya tenaga kerja meningkat lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya, dengan beberapa pekerja melihat upah mereka naik dua digit, menurut perusahaan.
Sementara itu, McDonald's Corp mengatakan biaya tenaga kerja dan komoditas yang lebih tinggi "lebih dari mengimbangi" pertumbuhan penjualan untuk toko mereka di AS.