Bisnis.com, JAKARTA - China berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,1 persen sepanjang 2021, meski menunjukkan pelemahan di kuartal terakhir.
Pertumbuhan PDB meningkat hingga 114,37 triliun yuan atau sekitar US$18 triliun pada tahun lalu, menurut Biro Nasional Statistik China (NBS) pada Senin (17/1/2022). Adapun pertumbuhan pada kuartal IV/2021 tercatat PDB yang hanya 4 persen pada kuartal IV/2021, lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
Xinhua melaporkan bahwa pencapaian yang diperoleh dengan susah payah itu menandai tonggak ekonomi baru bagi ekonomi China setelah PDB negara itu meningkat 2,3 persen menjadi 101,59 triliun yuan (US$16 triliun) pada 2020.
Ekonomi China melanjutkan pemulihan yang stabil pada tahun 2021, memimpin dunia dalam pembangunan ekonomi dan pengendalian epidemi, menurut NBS.
Pertumbuhan kali ini di atas ekspektasi pemerintah sebesar 6 persen dan menempatkan pertumbuhan rata-rata dua tahun pada 5,1 persen, data menunjukkan.
Output industri terakselerasi pada Desember, tetapi diperkirakan akan melemah pada bulan ini karena sejumlah faktor seperti jeda Tahun Baru Imlek, penyebaran virus di Tianjin, dan beberapa kota di Zhejiang. Selain itu, pembatasan operasi industri berat setelah ambisi udara yang lebih bersih menjelang Olimpiade Musim Dingin.
Baca Juga
"Pertumbuhan akan terus terbebani oleh sektor properti dan tentu saja kebijakan nol-Covid yang akan berlanjut," kata Sian Fenner, ekonom utama Asia di Oxford Economics, dalam sebuah wawancara di Bloomberg TV.
Menurutnya, angka penjualan ritel menunjukkan bahwa kebijakan nol-Covid masih dikenakan pada konsumen. Namun, abelum ada tanda-tanda pemulihan di sektor industri.
"Hambatan sektor properti pada investasi aset tetap cukup mencolok dan mengejutkan," kata Liu Peiqian, ekonom China di NatWest Group Plc. Dia memperkirakan investasi properti Desember turun 13,9 persen dari tahun lalu, melebar dari kontraksi 4,9 persen pada November.