Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi pada tahun lalu tercatat masih berada di bawah target yang ditetapkan.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memaparkan bahwa pada tahun lalu, realisasi investasi hulu migas tercatat senilai US$10,7 miliar atau setara dengan Rp149,8 triliun jika mengacu pada kurs Rp14.000 per dolar AS.
"Investasi mencapai US$10,7 miliar atau sekitar 86,4 persen," ujarnya dalam paparannya, Senin (17/1/2022).
Dwi menuturkan kebutuhan akan investasi tersebut akan makin meningkat ke depannya untuk mencapai target besar industri hulu migas. Pemerintah membidik produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
Pada tahun ini, investasi di sektor hulu migas diprediksi mencapai US$13,2 miliar yang terdiri atas investasi untuk kegiatan produksi US$8,4 miliar, kegiatan pengembangan US$2,9 miliar, kegiatan eksplorasi US$1 miliar, dan kegiatan administrasi US$900 juta.
Dwi mengatakan seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan usaha bersama untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung pencapaian target besar tersebut.
“Diperlukan perbaikan fiskal untuk meningkatkan investasi migas ke depan dan mendukung program 1 juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas di tahun 2030," ujar Dwi.
Dia menambahkan, dalam jangka pendek, kegiatan dan investasi di sektor hulu migas diperkirakan meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi dengan semakin tertanganinya pandemi Covid-19.
"Permintaan minyak meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dan akan diimbangi dengan pasokan. Pada jangka pendek harga minyak meningkat karena peningkatan permintaan”, imbuhnya.