Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong pengolahan batu bara menjadi gas atau gasifikasi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
“Indonesia kaya akan batu bara. Ini harus diolah atau digasifikasi, sehingga batu bara ini kalau bisa menjadi dimethyl ether pengganti LPG, di mana saat ini harga LPG mengalami kenaikan,” ujar Erick Thohir saat menyampaikan pidato kunci di Universitas Muhammadiyah Malang, seperti dipantau secara daring dari Jakarta, Sabtu (15/1/2022).
Erick menjelaskan, Indonesia membutuhkan waktu, investasi, dan teknologi untuk melakukan gasifikasi batu bara, sehingga harus dimulai dari saat ini. Pasalnya, batu bara tidak begitu saja bisa langsung diubah menjadi gas yang bisa digunakan sebagai sumber energi.
Menurutnya, penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik akan tergantikan di 2060. Nantinya, pembangkit listrik akan menggunakan energi baru terbarukan (EBT), seperti tenaga surya, panas bumi, tenaga air, dan angina.
“Mumpung batu baranya masih bisa dipakai, maka kita lakukan gasifikasi untuk gas,” ujarnya.
Sebelumnya Erick juga menyampaikan proyek gasifikasi batu bara dapat memangkas impor LPG, sekaligus meningkatkan perekonomian nasional.
Baca Juga
Gasifikasi batu bara, kata dia, memiliki nilai tambah langsung terhadap perekonomian nasional secara makro, seperti menghemat neraca perdagangan, mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG, dan menghemat cadangan devisa.
Pertamina sendiri telah melakukan penandatanganan amandemen kerja sama dalam proyek gasifikasi batu bara.
Perjanjian itu sekaligus menjadi kesepakatan Processing Service Agreement (PSA) atas proses gasifikasi batu bara yang menjadi salah satu program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
Menteri Erick pun menyambut baik kerja sama tersebut, dan menilai gasifikasi batu bara merupakan salah satu wujud meningkatkan perekonomian nasional secara umum.
Selain memaksimalkan potensi yang dimiliki, kata dia, proyek gasifikasi juga akan menghilangkan ketergantungan terhadap proyek impor.