Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Tahun, Pengusaha Hutan Hilir Bersiap Hadapi Musim Kebakaran

Sejak awal bulan ini atau Januari 2022, pengusaha hutan hilir tengah bersiap memulai upaya mitigasi kebakaran hutan, seperti modifikasi cuaca, patroli, penyiapan pasukan pemadam api, dan sarana prasarana lainnya.
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri hilir kehutanan bersiap menghadapi kendala cuaca pada tiga bulan pertama tahun ini. Selain hujan lebat di beberapa daerah yang menyulitkan kayu log turun dari hulu ke hilir, wilayah lain juga bersiap menghadapi kebakaran hutan yang hampir dipastikan setiap tahun melanda.

Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo mengatakan sejak awal bulan ini pihaknya bersiap memulai upaya mitigasi seperti modifikasi cuaca, patroli, penyiapan pasukan pemadam api, dan sarana prasarana lainnya.

"Biasanya Januari sampai Maret kami tidak bisa menurunkan kayu dari atas [karena banjir dan longsor]. Kedua, kami juga harus bersiap Maret-April kebakaran hutan dan lahan, di Sumatra sudah mulai," katanya kepada Bisnis, Kamis (13/1/2022).

Dia mengatakan sistem mitigasi baik dari pelaku usaha maupun pemerintah sudah berjalan setiap tahun. Meski demikian saat ini masih hal tersebut masih membutuhkan penguatan.

Indroyono meyakini kendala tersebut tidak akan sampai menyurutkan volume produksi industri hilir kayu yang pada tahun lalu tumbuh 2,5 persen menjadi 52,46 juta.

Di luar bidang kehutanan, pengusaha juga sudah mulai bergerak ke multi usaha seperti produksi energi biomassa.

"Inilah namanya hutan tanaman energi. Itu [harganya] juga bergerak dengan harga batu bara yang sekarang sangat tinggi," ujarnya.

Sementara itu, capaian ekspor melesat tumbuh 30,7 persen menjadi US$14,48 miliar sepanjang 2021 dari nilai 2020 sebesar US$11,07 miliar. Tahun ini, Indroyono memproyeksikan nilai ekspor dapat tumbuh berkisar US$15 miliar hingga US$16 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper