Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Produksi Manufaktur di Asia Mulai Membaik, Ini Buktinya

Asia diperkirakan menjadi kawasan yang bakal mengalami kebangkitan paling cepat setelah tertekan pandemi Covid-19.
Ilustrasi pekerja Jepang yang terbiasa menerapkan konsep Kaizen/ejinsight
Ilustrasi pekerja Jepang yang terbiasa menerapkan konsep Kaizen/ejinsight

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat produksi industri Jepang naik dengan rekor tertinggi, sementara output pabrik Korea Selatan tumbuh solid. Hal ini menunjukkan adanya titik terang setelah kemelut rantai pasok global.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (2/1/2021), Asia diperkirakan menjadi kawasan yang bakal mengalami kebangkitan paling cepat. Hal itu terlihat dari produksi industri Jepang melonjak dengan rekor pada November. Bangkitnya kembali industri otomotif membantu produksi naik 7,2 persen dari level Oktober, kenaikan terbesar sejak 1978.

Sementara itu, produksi pabrik di Korea Selatan melonjak 5,1 persen pada November 2021 ke level tertinggi sejak pertengahan 2020. Capaian itu juga melampaui prediksi ekonom yang hanya 2,5 persen.

Namun demikian, defisit perdagangan barang AS melebar ke rekor pada November karena impor melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Kesenjangan meningkat menjadi US$97,8 miliar dari US$83,2 miliar yang direvisi pada bulan sebelumnya.

Kondisi di Eropa juga tidak lebih baik. Rumah tangga dan industri harus menanggung beban akibat biaya rata-rata listrik untuk pengiriman dalam jangka pendek melonjak ke tingkat rekor, naik lebih dari 200 persen di Jerman, Prancis, Spanyol, dan Inggris. Di wilayah Nordik yang banyak menggantungkan tenaga air mencatatkan lonjakan biaya listrik hingga 470 persen dari tahun sebelumnya.

Dengan melonjaknya inflasi global, bank sentral di seluruh pasar negara berkembang menaikkan biaya pinjaman pada 2021, dengan kenaikan terbesar di Brasil dan Rusia sebagai ekonomi utama. Brasil diprediksi akan melanjutkan tren itu pada 2022.

Di sisi lain, rendahnya curah hutan di bagian selatan Afrika telah memundurkan jadwal panen, mengakibatkan ancaman kekeringan dan inflasi di depan mata pada tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper