Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah tantangan bakal dihadapi oleh Lion Air dan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) setelah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menerbangkan kembali Boeing 737 MAX.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman menuturkan kebijakan pencabutan larangan operasi tersebut tidak berimbas signifikan kepada Garuda. Pasalnya Garuda hanya memiliki 1 unit pesawat tipe ini yang masih dikandangkan.
Sementara itu, sisa kontrak pemesanan sebanyak 49 unit tipe Boeing 737 MAX ini sisanya telah dikomunikasikan untuk dibatalkan. Belum lagi, saat ini Garuda sendiri dalam proses restrukturisasi yang mengharuskan untuk mengurangi jumlah pesawatnya.
"Sementara untuk Lion, sepertinya yang sudah ada akan diterbangkan guna menggenjot kapasitas. Namun sepertinya jika ada maskapai lain yang minta dan ingin mengambil alih sewsnya bisa jadi akan diberikan oleh Lion," ujarnya, Selasa (28/12/2021).
Dari sisi karakteristik, Gerry menyebut tipe 737 MAX ini cukup irit dan efisien tetapi tarif sewanya masih tergolong tinggi.
Senada, pemerhati penerbangan Alvin Lie menjelaskan jenis pesawat ini, harus dimodifikasi terkait dengan sistem software dan sebagaian komponen diinstal untuk secara teknis diberi lampu hijau menrbangi langit Indonesia.
Namun, bagi maskapai tipe pesawat ini menghadapi tantangan kekhawatiran penumpang terutama yang paham soal pesawat terbang.
"Banyak yang masih khawatir terbang menggunakan jenis pesawat tersebut. Untuk membangun kepercayaan pelanggan tantangan tersendiri dan besar.
Alvin menyimpullan aspek psikologis dan kepercayaan pelanggan menjadi tantangan yang masih harus dihadapi oleh operator Boeing 737 MAX.