Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengundang para investor untuk membangun industri hilir bauksit seiring dengan rencana penghentian ekspor komoditas itu di akhir 2022.
Pemerintah berencana untuk menghentikan ekspor mineral mentah secara bertahap. Setelah menghentikan ekspor nikel, pemerintah kini berencana menyetop ekspor bauksit, tembaga, hingga timah.
Sebab itu, Presiden memberikan kesempatan kepada para investor untuk membangun smelter bauksit dalam waktu 1 tahun ke depan, sebelum ekspor komoditas itu dihentikan.
“Jadi yang ingin membangun industri, membangun untuk hilirisasi bauksit, silakan, karena kesempatannya hanya ada 1 tahun, setelah itu akan setop, enggak boleh lagi,” katanya melalui kanal Youtube Setpres, Senin (27/12/2021).
Adapun, upaya menghentikan ekspor bahan mentah itu dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi industri dalam negeri. Langkah itu juga disebut akan mempercepat proses pembangunan industri smelter.
Pemerintah telah menargetkan pembangunan 53 smelter pada 2024, dan 20 smelter di antaranya telah beroperasi hingga 2021.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Presiden turut meresmikan smelter nikel menjadi feronikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Konawe, Sulawesi Tenggara. Industri pengolahan tersebut berkapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun.
Pengolahan itu disebut memberi peningkatan nilai tambah 14 kali lipat dari sekadar ekspor bijih nikel. Kemudian, pengolahan bijih nikel menjadi billet stainless steel akan meningkat hingga 19 kali lipat.
“Tahun ini diperkirakan ekspor stainless kita akan melompat menjadi kurang lebih perkiraan kita US$20,8 miliar, yang biasanya kalau kita ekspor bahan mentah hanya satu atau sampai dua miliar dolar AS. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali,” terangnya.
Sebab itu, Presiden meminta agar kepala daerah untuk tetap menjaga iklim investasi di area industri agar tetap kondusif dan memberi nilai tambah optimal.