Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memberi sinyal peningkatan nilai investasi untuk aktivitas eksplorasi tambang di 2022.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia memperkirakan, budget investasi eksplorasi perusahaan tambang batu bara akan meningkat pada tahun depan. Meski begitu, dia tidak menyebutkan nilai investasi yang akan masuk.
“Tahun depan budget investasi eksplorasi akan meningkat, tapi tidak terlalu signifikan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (24/12/2022).
Gairah eksplorasi tersebut setidaknya dapat tecermin dari ramainya perusahaan tambang yang meningkatkan jumlah produksi batu bara di 2022. Beberapa di antaranya adalah PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI).
Saat konferensi pers, PTBA telah menyampaikan rencana kenaikan produksi batu bara tahun depan. Sementara itu, perusahaan telah mematok produksi 30 juta ton pada 2021, atau naik sekitar 20 persen dari 2020 yang sebanyak 24,8 juta ton.
Hingga November 2021, realisasi produksi batu bara PTBA telah mencapai 28,0 juta ton dengan penjualan 25,8 juta ton. Artinya, perusahaan tinggal memproduksi sisa 2 juta ton untuk mencapai target sesuai RKAB 2021.
Baca Juga
“Namun untuk angkanya belum bisa dibuka karena masih perlu persetujuan Kementerian ESDM,” kata Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie, Selasa (21/12/2021).
Sementara itu, BUMI masih optimistis kinerja 2022 akan semakin baik, terlebih dengan harga batu bara yang tetap di posisi tinggi. BUMI meningkatkan target produksinya menjadi 90 juta metrik ton pada 2022.
Direktur Bumi Resources Sri Dharmayanti menjelaskan, produksi batu bara tahun depan melalui Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin direncanakan sekitar masing-masing 61 juta ton dan 29 Juta ton.
“Jadi total 90 juta ton. Karena harga masih bertahan di atas US$100, perseroan akan menghasilkan keuntungan yang baik,” katanya dalam paparan publik, Selasa (14/12/2021).