Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omicron Diidentifikasi di Indonesia, Ini Kekhawatiran Industri Tekstil

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) khawatir jika pemerintah mengambil langkah penerapan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM yang ketat menyusul ditemukannya kasus varian B.1.1.529 atau Omicron di Ibu Kota.
Pekerja menyelesaikan produksi celana di salah satu industri tekstil, Kopo, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/1/2021). -ANTARA
Pekerja menyelesaikan produksi celana di salah satu industri tekstil, Kopo, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/1/2021). -ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) khawatir jika pemerintah mengambil langkah penerapan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM yang ketat menyusul ditemukannya kasus varian B.1.1.529 atau Omicron di Ibu Kota.

Sekretaris Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengkhawatirkan langkah itu bakal menghambat laju pemulihan sektor TPT yang telah menunjukkan kinerja yang positif pada kuartal keempat tahun ini.

Misalkan, dia mencontohkan, dua emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) dan PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) yang sempat memasuki Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau PKPU sudah kembali pulih.

Malahan, dia menambahkan, dua emiten itu sudah mulai dapat membayar kewajibannya kepada kreditur pada akhir tahun ini.

“Sangat susah bagi industri tekstil untuk kembali ke pembatasan besar lagi. Jika ada pembatasan besar, akan kembali ke kondisi [PKPU] itu,” kata Redma melalui sambungan telepon, Kamis (16/12/2021).

PKPU yang terjadi saat itu, kata Redma, disebabkan oleh terganggunya arus kas selama PPKM dengan durasi yang relatif panjang.

Konsekuensinya, perusahaan mesti menunda membayar kewajibannya kepada kreditur untuk tetap menjaga operasional mereka dengan membayar karyawan, bahan baku, hingga tagihan listrik.

Dia berharap, pemerintah tidak membatasi kegiatan operasional di industri tekstil menyusul temuan kasus mutasi Covid-19 asal Afrika Selatan itu. Alasannya, permintaan pasar domestik dan internasional dari produksi garmen dalam negeri relatif tinggi pada akhir tahun ini.

“Dengan pemulihan ini permintaan lokal sedang bagus, ekspor juga bagus meski biaya pengapalannya mahal. Artinya mereka lagi pulih, belum benar-benar pulih,” tuturnya.

Menurut catatan Kementerian Perindustrian, rata-rata utilisasi industri tekstil sampai dengan September 2021 berada pada 72,31 persen. Sementara itu, industri pakaian jadi sebesar 84,83 persen, dan industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sudah mencapai 80,18 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa volume ekspor produk tekstil dengan kode HS 61 selama Januari–Agustus 2021 mencapai 160.854 ton, jauh lebih tinggi daripada periode yang sama pada 2019 dan 2020 yang masing-masing sebesar 152.474 ton dan 147.982 ton.

Sementara itu, untuk kode HS 62 yang merupakan pakaian atau aksesoris pakaian bukan rajutan, volume ekspor selama Januari–Agustus 2021 sebesar 105.993 ton. Volume itu lebih rendah daripada capaian di periode yang sama pada 2019 dan 2020 yang masing-masing sebesar 126.598 ton dan 111.163 ton.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa salah satu dari tiga pekerja kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, positif Omicron setelah dilakukan genome sequencing.

“Kemenkes tadi malam mendeteksi ada pasien N terkonfirmasi Omicron per 15 Desember 2021,” kata Menkes melalui konferensi pers, Kamis (16/12/2021).

Menkes melanjutkan, pasien N adalah tenaga kebersihan di Wisma Atlet, di mana Pada 8 Desember 2021 sampelnya diambil dan kemudian dikirim ke Kemenkes untuk di tes whole genome sequencing (WGS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper