Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Sebut RI-Hong Kong Tengah Jajaki Investasi Bidang EBT

Luhut Pandjaitan menyatakan Indonesia dan Hong Kong sepakat memperkuat kerja sama dengan memanfaatkan peluang investasi di berbagai bidang, termasuk energi baru terbarukan.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat melakukan konferensi pers evaluasi PPKM Darurat Jawa-Bali, Sabtu (17/7/2021)./zoom meeting
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat melakukan konferensi pers evaluasi PPKM Darurat Jawa-Bali, Sabtu (17/7/2021)./zoom meeting

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Hong Kong sepakat memperkuat kerja sama dengan memanfaatkan peluang investasi di berbagai bidang. Penguatan kerja sama bertujuan mengembalikan kondisi perekonomian kedua negara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengatakan sejumlah bidang yang memiliki peluang investasi dalam kerja sama RI-Hong Kong di antaranya, pertama hilirisasi sumber daya mineral.

Kedua, pengembangan baterai lithium, ketiga, transportasi hijau, keempat, energi baru terbarukan (EBT), dan kelima penurunan emisi karbon. 

“Sekarang kami mulai fokus untuk bergerak mewujudkan energi hijau,” kata Luhut dalam keterangannya, Senin (14/12/2021) dikutip dari laman resmi Kemenko Marves. 

Selama ini, sambung Luhut, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Hongkong telah berjalan dengan baik dan perlu diperkuat kembali pada masa mendatang. 

Beberapa sumber daya yang kaya dimiliki RI adalah cadangan nikel, bauksit, tembaga, dan timah yang dapat dimanfaatkan serta memberi nilai tambah untuk pemurnian dan pengolahan produk. 

Sumber daya tersebut salah satunya dapat digunakan untuk memproduksi baja dan baterai, baik yang berbahan dasar nikel maupun non-nikel. Baterai tersebut juga mendukung kebutuhan green transportation, seperti untuk pengembangan mobil listrik. 

Secara total, kata Luhut nilai investasinya pun mencapai USD$13.5 miliar dengan kapasitas 12.424.196 ton/tahun.

“Kalau mau investasi di Indonesia, yang penting harus menerapkan rule of thumb (panduan) yang sudah kami tentukan,” ujarnya.

Konsep tersebut mencakup investasi yang ramah lingkungan, melibatkan penduduk dalam negeri, industri mampu memberikan nilai tambah, serta harus ada transfer of technology.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper