Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Stainless hingga Kendaraan Listrik RI Masih Belum Berkembang

Pemerintah menargetkan pembangunan 53 smelter pada 2024. Tahun ini, pemerintah membidik pembangunan 23 smelter melalui pembangunan empat smelter pada tahun ini. 
Produk stainless steel PT HK Metals Utama Tbk./ foto hyamn.com
Produk stainless steel PT HK Metals Utama Tbk./ foto hyamn.com

Bisnis.com, JAKARTA – Industri hilir stainless steel hingga baterai kendaraan listrik dinilai belum berkembang di Indonesia. Hal ini disebut menjadikan produk olahan lebih dominan diekspor. 

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan pertambangan didorong untuk menghasilkan produk antara. Produk itu kemudian diolah kembali oleh industri hilir. Tindakan ini merupakan kewenangan Kementerian Perindustrian. 

“Sayangnya, industri end product berbasis stainless steel maupun baterai mobil listrik, belum berkembang di Indonesia, sehingga produk tersebut lebih banyak diekspor terutama ke China dan beberapa negara lain,” katanya kepada Bisnis, Kamis (9/12/2021).

Pemerintah menargetkan pembangunan 53 smelter pada 2024. Tahun ini, pemerintah membidik pembangunan 23 smelter melalui pembangunan empat smelter pada tahun ini. 

Rizal menyebutkan bahwa hingga kini hanya nikel yang telah memiliki 13 smelter. Direncanakan 17 perusahaan akan membangun smelter, sehingga bakal ada 30 perusahaan smelter nikel di Indonesia. 

Sementara itu, smelter bauksit baru dibangun oleh dua perusahaan. Rencananya akan ada 9 smelter bauksit dalam beberapa tahun ke depan. Kemudian smelter tembaga besi dan mangan baru memiliki 2 smelter. 

Total pemerintah merencanakan 53 smelter hingga 2024 untuk mengolah produk mineral logam. 

“Untuk komoditi bauksit, hilirisasi dari tambang bauksit menjadi produk antara hingga ke industri hilir, sudah cukup memadai. Pabrik pengolahan dan downstream industri di dalam negeri sudah tersedia,” katanya.

Lebih lanjut, Perhapi menilai beberapa jenis produk antara telah dimiliki pada komoditas nikel. Begitupun dengan produk hilir aneka jenis stinless steel telah berproduksi di Tanah Air. 

Pada komoditas tembaga, beberapa pabrik pengolahan juga disebut telah memiliki produk antara meski masih kecil. Salah satunya PT Smelting Gresik di Jawa Timur. 

Di sisi lain, pohon industri timah belum memadai di Indonesia. Termasuk industri produk hilir, belum berdiri banyak. Kondisi ini menyebabkan industri dalam negeri masih mengimpor bahan baku seperti tin plate.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper