Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ini Fokus KCIC

KCIC menjelaskan fokus pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga akhir tahun ini.
Foto udara lokasi pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Cikunir, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (2/11/2021)./Antara
Foto udara lokasi pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Cikunir, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (2/11/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang akhir 2021, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) masih fokus pada pengerjaan konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan harmonisasi kesiapan standar operasional prosedur (SOP) dengan Kementerian dan Lembaga terkait.

Sekretaris Perusahaan KCIC Mirza Soraya mengatakan saat ini progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 79 persen.

"Fokus pengerjaan proyek kami adalah penyelesaian konstruksi khususnya tunnel, subgrade dan elevated track. Berbarengan dengan itu, kami juga mempersiapkan segala kebutuhan non konstruksi yang menunjang aktivitas operasional. Seperti peraturan-peraturan dan SOP dengan melakukan harmonisasi dan sinergi dengan kementerian dan instansi terkait," ujar Mirza, Kamis (9/12/2021).

Selain itu, untuk tahun mendatang, dia mengaku KCIC akan fokus mematangkan persiapan jelang operasional mengingat masa operasional juga semakin dekat.

Hal itu lanjut Mirza, dilakukan sembari menyelesaikan konstruksi yang masih terus berprogres pembangunannya hingga saat ini.

"Harapan kami pembangunan dan persiapan operasional yang sudah kita rencanakan bisa berjalan tepat waktu sehingga target operasional yang sudah ditentukan bisa terwujud," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, PT KCIC terus melakukan berbagai upaya percepatan untuk menjaga agar target operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung di akhir 2022 bisa terwujud.

Namun baru-baru ini, proses pembangunan kembali dihadapkan dengan masalah. Pasalnya, beredar sebuah video yang memperlihatkan proses pembongkaran pier (pilar) di kawasan Teluk Jambe, Karawang.

Dalam video itu, tampak pilar raksasa yang merupakan bagian konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung roboh dan menimpa eskavator di bawahnya.

Presiden Director PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi geram usai video tersebut viral. Dia menegur kontraktor yang dinilai telah lalai dalam bekerja. Menurutnya telah terjadi kesalahan Standar Operasional prosedur (SOP) terhadap pembongkaran pier tersebut.

"PT KCIC tidak mentolerir adanya kesalahan kontruksi yang melebihi dari toleransi yang dipersyaratkan," ujarnya.

Awalnya, kata Dwiyana, tim quality PT KCIC dan konsultan supervisi CDJO menemukan pergeseran alignment pekerjaan pier di DK46 dan menginstruksikan kontraktor melakukan rework dan membongkarnya untuk dibangun kembali sesuai spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan.

SOP Engineering terkait dengan pembongkaran pier untuk rework, lanjutnya, juga sudah ditetapkan termasuk aspek keselamatan kontruksinya. Namun berdasarkan hasil investigasi yang sudah dilakukan oleh KCIC didapatkan bahwa kontraktor melanggar SOP tersebut sehingga timbul kejadian seperti yang ada di dalam video.

“Betul adanya bahwa saat dilakukan pekerjaan rework pembongkaran pier, kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP sehingga pier menimpa ekskavator yang digunakan. Kami langsung memanggil kontraktor dan memberikan teguran agar semua pekerjaan dilakukan dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Tim Engineering dan SSHE sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi,” tegas Dwiyana.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper