Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan Citilink akan menyesuaikan frekuensi penerbangan menyusul PPKM level 3 Nataru batal diterapkan di seluruh wilayah.
“Aturan perjalanan ini kan mau diubah. Nantinya kami harus sesuaikan dengan kebutuhan penerbangan,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Rabu (8/12/2021).
Sementara itu, Direktur Utama Citilink Juliandra memperkirakan tetap dapat mengangkut jumlah penumpang dengan lebih stabil pada periode natal dan tahun baru (Nataru) 2021/2022 ketimbang pada 2020/2021.
Juliandra menjelaskan akan menyediakan layanan penerbangan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Maskapai bertarif hemat ini juga akan menyesuaikan terhadap frekuensi penerbangan dalam mengakomodasi kebutuhan perjalanan pada periode akhir tahun.
Penyesuaian terhadap frekuensi penerbangan dengan melihat kondisi permintaan yang ada. Pada periode Nataru tahun lalu, Citilink mengangkut penumpang sebanyak 54 persen dari tingkat keterisian kursi yang ada.
“Pada periode akhir tahun ini, Citilink memprediksi angka jumlah penumpang masih stabil sesuai dengan kondisi yang ada saat ini yaitu sekitar 78 persen dari tingkat keterisian kursi,” jelasnya.
Dia menegaskan mendukung program pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan terus berupaya untuk tetap menyediakan aksesibilitas, baik untuk memenuhi kebutuhan distribusi logistik, maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang harus melakukan perjalanan.
Pada intinya, kata dia, Citilink akan terus memantau pergerakan permintaan yang ada serta memonitor berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah agar tetap dapat menyediakan penerbangan yang optimal.
Di sisi lain, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatat pertumbuhan pergerakan penumpang sebesar 16,7 persen pada November 2021 dibandingkan dengan pada Oktober 2021, yaitu dari 2,86 juta pergerakan penumpang pada Oktober menjadi 3,43 juta pergerakan penumpang pada November 2021. Pergerakan penumpang pada November ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2021 dengan pergerakan penumpang tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni 2021 yaitu sebesar 3,42 juta pergerakan penumpang.
Pertumbuhan juga terjadi pada trafik pesawat pada November 2021 yang tumbuh 12,1 persen dari 30.730 pergerakan pesawat pada Oktober 2021 menjadi 34.479 pergerakan pesawat pada November 2021. Begitu juga dengan trafik kargo yang tumbuh sekitar 1 persen dari 39,02 juta kg pada Oktober menjadi 39.04 juta kg pada November 2021.
Menurut Direktur Utama AP I Faik Fahmi sepanjang November 2021 telah berhasil melayani hingga 3,4 juta penumpang atau mengalami peningkatan hingga 16,7 persen dibandingkan dengan pada Oktober 2021 yang melayani sebanyak 2,8 juta penumpang.
“Peningkatan merupakan salah satu indikasi mulai kembalinya kepercayaan diri penumpang untuk melakukan perjalan udara seiring dengan semakin terkendalinya penanganan Covid-19 secara nasional,” terangnya.
Selain itu, peningkatan jumlah penerbangan di tengah melandainya angka kasus Covid-19 di tanah air menunjukkan bahwa melakukan perjalanan udara melalui bandara adalah hal yang aman dilakukan dan bandara bukan merupakan penyebab munculnya klaster penularan Covid-19.