Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dear Uni Eropa, 4 Negara Ini Mau Terima Produk Sawit Indonesia Lho

Wamendag menyebut 4 negara mau terima sawit Indonesia di tengah diskriminasi kebijakan Uni Eropa.
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA — Empat negara, yakni Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss mau menerima produk kelapa sawit Indonesia di tengah diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyebutkan empat negara tersebut adalah Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss yang masuk dalam European Free Trade Association (EFTA).

“Kita memberikan pesan yang jelas kepada publik Eropa di mana salah satu produk kita kelapa sawit didiskriminasikan oleh Uni Eropa,” kata Jerry saat sosialisasi hasil perundingan perdagangan IK-CEPA yang disiarkan secara daring, dikutip Rabu (8/12/2021).

Padahal, lanjutnya, negara kelompok EFTA itu dikenal kritis ihwal isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Uni Eropa mesti meninjau ulang kebijakan diskriminatif yang diterapkan pada komoditas minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia.

Menurutnya, Uni Eropa harus melihat fakta tersebut. Swiss yang sangat kritis terhadap isu lingkungan justru menerima produk sawit melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

"Ini bukan soal komersial bisnis regional saja tetapi juga politik soal signifikansi Indonesia di mata dunia,” tuturnya.

Indonesia bersama Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss telah mengimplementasikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) atau IE-CEPA pada Senin (1/11/2021).

Data yang dihimpun Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa perdagangan Indonesia dengan EFTA masih didominasi Swiss. Sekitar 96 ekspor Indonesia ke EFTA yang setara dengan US$1,07 miliar selama Januari sampai Agustus 2021 masuk ke Swiss. Sementara 71 persen impor Indonesia dari EFTA juga berasal dari Swiss, nilainya mencapai US$358,9 juta.

Seperti diberitakan sebelumnya, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan Komisi Uni Eropa sedang meninjau ulang kebijakan RED II dan hasilnya akan dipublikasikan pada Juni 2021. Peninjauan ulang tersebut dengan melakukan penelitian ilmiah yang ekstensif khususnya untuk komoditas minyak sawit sebagai bagian dari Green Deal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper