Bisnis.com, JAKARTA -- Standar audit dan kompleksitasnya membuat adanya kebutuhan standar baru yang mengikuti kebutuhan publik. Salah satu standar baru itu ialah standar audit less complex.
International Auditing and Assurance Standard Boards (IAASB) baru-baru ini telah menerbitkan The Exposure Draft of Proposed International Standard on Auditing for Audits of Financial Statements of Less Complex Entities (ED-ISA LCE) yang jika disetujui secara global akan diterapkan.
Chun Wee, Head of Policy ACCA sekaligus Board member IAASB mengatakan untuk menerapkan ED-ISA terdapat beberapa prinsip yang perlu diketahui seperti penjelasan materi esensial, pendekatan berbasis risiko, berbasis prinsip, berdasarkan konsep dasar dari ISAs, dapat dipahami dengan jelas dan ringkas.
“Kalau kalian tidak mendapatkan standar yang sama, maka tidak akan mendapatkan hasil yang sama. Oleh karena itu, ini menjadi sangat penting untuk menerapkannya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (29/11/2021).
Chun Wee mengatakan hal itu ketika Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) sebagai wadah akuntan profesional menggelar Joint Discussion IAPI-ACCA baru-baru ini.
Seperti diketahui, International Auditing and Assurance Standard Boards (IAASB) sebagai lembaga independen yang mengeluarkan audit, telah menerbitkan ED-ISA LCE.
Baca Juga
Ini menjadi relevan bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Kantor Akuntan Publik di Indonesia ketika disetujui akan ditetapkan sebagai standar audit tersendiri untuk mengaudit laporan keuangan dari entitas yang masuk kriteria Less Complex.
Less Complex Entities (LCE) memberikan kontribusi penting bagi ekonomi dunia dan menyumbang sebagian besar entitas secara global. Pada saat yang sama, struktur dan transaksi yang semakin kompleks perlu ditangani dalam Standar Internasional tentang Audit (ISA). Kompleksitas dalam ISA ini dapat menimbulkan tantangan bagi audit entitas yang kurang kompleks.
IAASB telah mengembangkan rancangan standar yang proporsional dengan sifat dan keadaan yang khas untuk mengaudit entitas yang kurang kompleks dan responsif terhadap tantangan pemangku kepentingan tersebut yang menjadi solusi global.
Konsultasi publik mengenai draf standar baru ini akan dibuka hingga 31 Januari 2022. Ketika final, standar tersebut akan memenuhi kebutuhan global yang terus meningkat sekaligus mengurangi risiko yang muncul dari perbedaan yurisdiksi.
Kusumaningsih Angkawijaya, Supervisor Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I mengatakan dewasa ini standar auditing menjadi semakin panjang prosesnya, sulit dan kompleks untuk diaplikasikan.
Semua standar yang ada tidaklah mudah untuk diterapkan. Untuk merespon ini IAASB sejak tahun 2019 mengenalkan proyek baru mengenai standar yang berbasis pada kebutuhan publik.
“Ini merupakan pendekatan baru dari IAASB dengan menggandeng pemerintah, profesional, dan praktisi yang melakukan pertemuan secara berkala untuk merumuskan materi dalam draft tersebut,” katanya.
Menurutnya, adanya standar baru untuk LCE ini, audit akan semakin singkat dan mudah karena banyak sekali material yang diringkas sehingga bisa cepat.
Hanya saja standar ini memang hanya ditunjukkan bagi entitas kurang kompleks dan tidak didesain untuk lainnya sehingga sangat penting untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai standar ini.
“Ini sangat penting bagi praktisi di Indonesia untuk mengadopsi standar tersebut. Mereka harus memastikan bahwa standar ini hanya dipakai untuk entitas kurang kompleks bukan lainnya yang justru mempengaruhi kualitas audit,” tutupnya.
Hani Karunia, Head of ACCA Indonesia menambahkan ACCA menggandeng IAPI untuk memberikan pengetahuan bagi profesi akuntan di Tanah Air untuk sigap dengan standar global.
Dia menjelaskan standar ini penting karena selama masa pandemi bisnis UMKM yang rata-rata termasuk di dalam kategori LCE/ Less Complex Entities terbukti menjadi pondasi negara kita dalam membangun ekonomi agar tetap berjalan.
“Entitas yang lebih kecil atau kurang kompleks yang disebut LCE tidak hanya memberikan kontribusi penting bagi ekonomi dunia tetapi secara lebih spesifik untuk Indonesia. Terutama saat ini, ekonomi kita sedang dalam tahap recovery sehingga penguatan sektor UKM ini sangat fundamental," ujarnya.