Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JPMorgan Hong Kong Sediakan Reimburse Biaya Karantina hingga Rp71,5 Juta

Program kompensasi ini berlaku untuk karyawan yang dikarantina antara 1 Desember 2021 dan 30 November 2022, menurut memo JPMorgan.
Pemandangan Pelabuhan Victoria di Hong Kong terlihat dari The Peak, foto file Agustus 2017./Reuters
Pemandangan Pelabuhan Victoria di Hong Kong terlihat dari The Peak, foto file Agustus 2017./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - JPMorgan Chase & Co. menawarkan uang kompensasi bagi karyawannya Hong Kong hingga US$5.000 atau sekitar Rp71,3 juta untuk membiayai masa karantina mengingat karena pusat keuangan Asia ini menegakkan kebijakan nol-Covid-19.

Semua karyawan yang berbasis di Hong Kong yang merupakan direktur eksekutif dan di bawahnya dapat mengklaim jumlah masa tinggal karantina tunggal untuk perjalanan pribadi mengunjungi anggota keluarga dekat, yang meliputi pasangan, mitra rumah tangga, anak-anak, orang tua dan kakek-nenek, menurut memo internal.

Seorang juru bicara yang berbasis di Hong Kong mengkonfirmasi isi memo tersebut. Langkah ini mengikuti kunjungan ke Hong Kong yang dilakukan oleh Chief Executive Officer JPMorgan Jamie Dimon, ketika dia dibebaskan dari karantina kota yang ketat dan mengatakan pembatasan itu mempersulit bank untuk mempertahankan sumber daya manusia.

Perjalanan Dimon bertujuan untuk berterima kasih kepada 4.000 karyawan bank di kota atas dedikasi mereka selama pandemi.

“Kami menyadari bahwa tindakan karantina yang mahal di Hong Kong terkait dengan Covid-19 telah memengaruhi banyak dari Anda sehubungan dengan mengunjungi keluarga dan orang-orang terkasih di luar negeri,” kata kepala JPMorgan Hong Kong Harshika Patel dalam memo itu.

Program kompensasi ini berlaku untuk karyawan yang dikarantina antara 1 Desember 2021 dan 30 November 2022, menurut memo itu.

Adapun, biaya menginap di hotel karantina khusus Hong Kong dapat dikenakan biaya antara HK$500 hingga HK$3,630 per malam untuk kamar non-suite.

Industri keuangan telah meningkatkan tekanan pada Hong Kong untuk melonggarkan aturan karantina dan meninggalkan kebijakan nol-Covid di tengah kekhawatiran semakin sulit untuk merekrut dan mempertahankan sumber daya manusia.

Sebuah survei menemukan hampir setengah dari bank internasional besar dan manajer aset sedang mempertimbangkan untuk memindahkan staf atau fungsi ke luar kota. Sementara itu, hub saingannya Singapura telah membuka jalur perjalanan bebas karantina setelah beralih ke pendekatan hidup dengan virus.

Pejabat di Hong Kong berusaha menjaga kasus Covid tetap nol dengan beberapa tindakan karantina paling ketat di dunia, sebagian untuk membuka perjalanan antara kota dan daratan China.

Kepala Eksekutif Carrie Lam mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News bulan lalu bahwa bahkan satu kematian pun akan menjadi keprihatinan utama dan bahwa pembukaan akses ke China yang lebih luas juga akan menguntungkan bisnis di kota itu karena sebagian besar berada di Hong Kong untuk mengakses daratan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper