Bisnis.com, JAKARTA - Tak hanya meluluhlantakkan perekonomian nasional, pandemi Covid-19 juga membuat penerimaan pajak di kawasan Bali terjun bebas.
“Tahun 2020 merupakan pukulan paling hebat bagi kami. Begitu ada pandemi, [penerimaan pajak] terjun bebas minus 30 persen,” kata Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Denpasar Agus Kuncara saat menceritakan kondisi penerimaan pajak di wilayahnya, pekan lalu.
Agus menyampaikan, penurunan yang sangat tajam tersebut dikarenakan sebagian besar wajib pajak di Bali berasal dari sektor pariwisata.
Pada 2020, KPP Madya Denpasar mencatat penerimaan pajak mencapai Rp4,22 triliun atau sebesar 85,43 persen dari target.
Capaian tersebut menurun jika dibandingkan dengan penerimaan pajak yang tercatat sebesar Rp5,91 triliun atau sebesar 92,96 persen dari target pada 2019.
Sementara pada 2021, Agus mengatakan pencapaian penerimaan pajak hingga awal November 2021 baru mencapai Rp2,89 triliun atau mencapai 67,76 persen dari target Rp4,27 triliun.
Baca Juga
Kenaikan kasus Covid-19 pada kuartal III/2021 yang mengharuskan pemerintah memberlakukan restriksi ketat sangat berdampak pada sektor pariwisata, yang akhirnya ikut menekan penerimaan pajak di KPP Madya Denpasar.
“[Capaian] itu berkorelasi dengan kondisi pariwisata yang juga sangat memukul kondisi penerimaan pajak,” jelasnya.
Meski demikian, Agus mengatakan kondisi penerimaan pajak pada kuartal IV/2021 mulai menunjukkan perbaikan. Dia berharap agar tidak kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19 sehingga momentum Natal dan tahun baru nantinya dapat berkontribusi pada penerimaan pajak.
Menekankan hal yang sama, Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Gianyar Moch. Luqman Hakim menyampaikan bahwa penerimaan pajak di wilayahnya ikut terimbas pandemi Covid-19.
Penerimaan KPP Pratama Gianyar pada 2020 mencatatkan kontraksi sebesar -28,8 persen, jauh menurun dibandingkan dengan capaian pada 2019 yang tumbuh sebesar 8,62 persen.
Pada tahun pertama pandemi, sektor administrasi pemerintahan dan jaminan sosial masih menjadi penyumbang terbesar bagi penerimaan KPP Pratama Gianyar. Namun, angka penerimaannya mengalami pertumbuhan negatif dibandingkan 2019.
Sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum pun mengalami kontraksi yang cukup besar, yaitu mencapai -48,93 persen dibandingkan 2019, dikarenakan mobilitas masyarakat yang sangat terbatas, juga kegiatan terkait dengan pariwisata.
Luqman mengatakan, penerimaan pajak di KPP Pratama Gianyar mulai menunjukkan pemulihan sejak Juli 2021. Pada Agustus 2021, penerimaan pajak di wilayah ini telah tercatat tumbuh positif 4,89 persen secara tahunan.
"Sampai dengan akhir Oktober capaian kita sudah hampir menyamai rata-rata nasional 75,88 persen. Sampai hari ini sudah hampir 77 persen. Ini modal yang bermakna bagi kami untuk 2 bulan ke depan," katanya.
Dia optimistis, penerimaan pajak pada 2021 akan tercapai minimal 97 persen dari target penerimaan tahun 2021. Beberapa sektor telah menunjukkan pertumbuhan positif, misalnya sektor konstruksi, jasa keuangan dan asuransi, dan industri pengolahan.
“Kalau 2 bulan ini bisa memanfaatkan semua potensi yang ada, saya yakin tahun ini bisa 100 persen,” tuturnya.
Tren Membaik
Secara nasional, Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak telah mencapai Rp850,1 triliun, tumbuh 13,2 persen secara tahunan, atau mencapai 69,1 persen dari target APBN 2021.
Pemerintah pun optimistis penerimaan pajak akan mendekati target APBN sebesar Rp1.229,6 triliun pada tahun ini.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak, Yon Arsal mengatakan penerimaan pajak telah menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup baik hingga saat ini.
“Dari bulan ke bulan menunjukkan tren yang sangat baik, sehingga menimbulkan optimisme bahwa kita akan mampu mengoptimalkan penerimaan,” katanya.
Yon menyampaikan, variabel dari proyeksi penerimaan pajak masih sangat dinamis, juga tidak terlepas dari situasi pandemi Covid-19 dan aktivitas ekonomi yang saat ini sudah mulai bergerak.
Dia mencontohkan, penerimaan pajak saat pandemi Covid-19 varian Delta merebak pada kuartal III/2021 cukup terdampak. Oleh karenanya, dia berharap agar tidak kembali terjadi gelombang-gelombang baru Covid-19 ke depan.
“Kita doakan saja mudah-mudahan tidak terjadi lagi gelombang- gelombang [Covid-19] selanjutnya, kita berharap penerimaan trennya akan terus meningkat,” tuturnya.