Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Copot Orias Petrus Moedak Sebagai CEO MIND ID, Erick Thohir Dikritik

Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman mengkritisi langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang mencopot Orias Petrus Moedak sebagai CEO BUMN Holding Mining Industry Indonesia atau MIND ID.
Tampilan layar menampilkan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan saat Pelepasan Jelajah BUMN 2021 #BUKANJAGOKANDANG di Jakarta, Kamis (29/7/2021). Jelajah BUMN Bukan Jago Kandang diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat luas mengenai apa saja yang sudah dan akan dilakukan perwakilan BUMN Indonesia di luar negeri. Termasuk, apa saja potensi bisnis yang dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang yang lebih luas. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Tampilan layar menampilkan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan saat Pelepasan Jelajah BUMN 2021 #BUKANJAGOKANDANG di Jakarta, Kamis (29/7/2021). Jelajah BUMN Bukan Jago Kandang diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat luas mengenai apa saja yang sudah dan akan dilakukan perwakilan BUMN Indonesia di luar negeri. Termasuk, apa saja potensi bisnis yang dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang yang lebih luas. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman mengkritisi langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang mencopot Orias Petrus Moedak sebagai CEO BUMN Holding Mining Industry Indonesia atau MIND ID.

Orias dicopot dari jabatannya sebagai CEO MIND ID melalui rapat umum pemegang saham, Jumat, 29 Oktober 2021. Kursi jabatan yang ditinggalkan kemudian diisi oleh Hendi Prio Santoso.

Menurut Ferdy, keputusan Menteri Erick Thohir itu sama dengan mengeluarkan mutiara yang ada di holding tersebut. Dia menilai, selama ini kinerja Orias cukup baik bahkan mencatatkan pencapaian yang moncer pada kuartal III/2021.

“Dia [Erick Thohir] mengeluarkan mutiara dari MIND ID. Orias sukses membuat MIND ID mencatatkan kinerja bagus. Orias juga sudah on the track. Dia sudah punya target untuk membayar utang [MIND ID],” katanya kepada Bisnis, Sabtu (30/10/2021).

Dia menilai, keputusan tersebut menandakan bahwa keputusan Menteri BUMN terhadap posisi direksi BUMN tidak berdasarkan kinerja, melainkan kepentingan politik. Menurutnya, Erick Thohir berulang kali salah mengambil keputusan untuk BUMN.

Selain itu, penggantian nahkoda baru MIND ID akan membuat seluruh progres dimulai lagi dari awal. Hal itu dinilai dapat mengganggu kinerja baik yang telah dibukukan sebelumnya oleh holding tersebut.

Ferdy mensinyalir, pergantian CEO MIND dilakukan karena Orias tidak memiliki kepentingan politik apapun dalam memimpin holding tersebut. Dia juga diketahui enggan mengakomodir kepentingan kelompok tertentu.

“Tapi sebenarnya orang seperti ini yang dibutuhkan. Kan harus berbasis kinerja. Kinerjanya juga bagus, tidak asal-asalan. Orias terampil, dia basic-nya akuntan. Jadi tahu mana proyek yang menguntungkan, mana yang tidak. Kalau proyeknya enggak ekonomis, dia enggak akan [ambil],” terangnya.

Sementara itu, Associate Director BUMN Research Group LM FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto memilih tidak berkomentar banyak melihat pergantian direksi ini.

“Saya tidak paham reason dibalik alasan penggantian ini. Jadi no comments dulu,” katanya kepada Bisnis.

Sehari sebelum dicopot, MIND ID di bawah Orias baru saja mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp9,8 triliun pada kuartal III/2021. Capaian itu naik 799 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, di mana perusahaan rugi bersih Rp1,4 triliun.

Selain itu, perusahaan juga membukukan total pendapatan sebesar Rp63,8 triliun pada kuartal III/2021. 

Adapun, tiga kontributor terbesar pendapatan ini berasal dari komoditas batu bara, emas, dan timah. Perusahaan mencatat net profit margin sebesar 15,4 persen, atau meningkat dibandingkan dengan capaian tahun lalu yang -3,0 persen.

Orias tercatat menjabat sebagai CEO MIND ID selama kurang dari 2 tahun. Dia pertama kali ditetapkan sebagai orang nomor satu di holding sejak November 2019.

Di sisi lain, Ferdy menilai Presiden Joko Widodo perlu melakukan reshuffle terhadap Erick. Menurutnya, kepemimpinan Erick sebagai Menteri BUMN belum memberikan kontribusi besar dalam pengembangan perusahaan pelat merah.

Kini, posisi Orias diganti oleh Hendi Prio Santoso. Sebelum penunjukan ini, Hendi adalah Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. atau SMGR.

Hendi diangkat menjadi orang nomor satu di Semen Indonesia kedua kalinya dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 19 Juni 2020 dengan masa jabatan 2020–2022. Sebelumnya, dia telah memegang jabatan itu sejak September 2017.

Adapun, Semen Indonesia bukan BUMN pertama yang dia pimpin. Sebelum berlabuh ke SMGR, Hendi merupakan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. alias PGAS untuk periode 2008–2017.

Di bawah kepemimpinannya, Semen Indonesia membukukan kenaikan laba bersih dua digit pada paruh pertama tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, SMGR membukukan laba senilai Rp794,212 miliar atau naik 29,66 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, yakni Rp612,46 miliar.

Pendapatan perusahaan itu juga terpantau naik 1,16 persen secara tahunan menjadi Rp16,21 triliun pada semester I/2021 dibandingkan Rp16,02 triliun pada semester II/2020.

Adapun, total aset SMGR di bawah pimpinan Hendi tercatat turun 3,81 persen menjadi Rp75,02 triliun pada akhir Juni 2021 dari posisi Rp78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper