Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Melambat, Seberapa Pengaruhnya Terhadap Investasi ke Indonesia?

Dinamika perekonomian China diprediksi tidak akan berdampak signifikan pada kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia.
Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berbicara dalam pertemuan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta Kepala dan Sekretaris OPD (Organisasi Pemeritah Daerah) pada Senin lalu (27/9/2021)/ BKPM
Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berbicara dalam pertemuan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta Kepala dan Sekretaris OPD (Organisasi Pemeritah Daerah) pada Senin lalu (27/9/2021)/ BKPM

Bisnis.com, JAKARTA - Dinamika perekonomian di China dinilai perlu diwaspadai karena dikhawatirkan bisa menyebabkan efek rambatan (spill over), terutama bagi negara-negara berkembang.

Namun, bagi kinerja investasi sebagai salah satu indikator terbesar ekonomi Indonesia, sejumlah krisis yang ada di Negeri Tirai Bambu itu dinilai tidak akan berpengaruh banyak.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa dinamika perekonomian China tidak akan berdampak signifikan pada kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia. Khususnya, modal yang masuk dari China.

"Karena investasi China yang masuk ke Indonesia, rata-rata mereka sudah melakukan pekerjaan-pekerjaan konstruksi, 20-30 persen, yang itu tidak mungkin disetop tengah jalan. Pasti diselesaikan," jelas Bahlil pada konferensi pers, Rabu (27/10/2021).

Selain itu, Bos BKPM ini menyebut beberapa perusahaan di China sudah ada di Indonesia bahkan sudah melakukan ekspansi di sektor hilir. Adapun, agenda investasi yang berfokus pada hilirisasi industri merupakan salah satu prioritas Indonesia dalam meningkatkan kualitas penanaman modal yang tidak hanya berasal dari sektor hulu saja.

Bahlil mengatakan China pun sudah mendapatkan kontribusi penerimaan dari investasi pabrik-pabrik mereka yang sudah ada di Indonesia.

Selanjutnya, Bahlil menilai krisis yang dialami China bukan berarti bahwa seluruh kegiatan ekonomi (termasuk investasi) pengusaha di negara tersebut terhambat atau berhenti.

Masih banyak bisnis atau perusahaan dari sektor lain yang masih bergeliat bahkan berekspansi. Seperti diketahui, kini China tengah mengalami krisis energi dan gagal bayar perusahaan Evergrande yang memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Pada saat yang sama, tambah Bahlil, krisis di China bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk bisa lebih selektif dalam mencari investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.

"Jadi saya pikir tidak akan risau soal itu [perlambatan ekonomi di China]. Itu urusan mereka. Andaikan kemudian kena [krisis berpengaruh] pada Foreign Direct Investment dari China, maka tugas kami adalah mencari negara mana untuk melakukan subsidi silang," jelasnya.

Kementerian Investasi mencatat realisasi PMA atau FDI dari China pada periode Januari-September 2021 adalah sebesar US$2,3 miliar. Posisi PMA China di Indonesia adalah ketiga terbesar, setelah Singapura dan Hong Kong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper