Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) fokus menjajaki kerja sama penempatan Pekerja Migran Indonesia atau PMI lewat skema antarpemerintah (government to government) dengan sejumlah negara non-tradisional, seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Australia.
Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi mengatakan bahwa fokus pengiriman PMI nantinya bakal menyasar pada pekerjaan berkeahlian khusus, seperti bidang perawatan rumah, pengasuh lansia, pertanian, hingga manufaktur.
“Kami melihat ada potensi kebutuhan yang cukup menjanjikan,” kata Anwar melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Selasa (26/10/2021).
Anwar mengatakan, kementeriannya tengah mematangkan sejumlah rencana kerja sama untuk mengetahui permintaan pasar tenaga kerja di negara tersebut. Setelahnya, Kemenaker bakal memberikan pelatihan untuk menunjang kebutuhan kerja dari pasar itu.
“Sementara ini kami menunggu situasi sambil matangkan nota kesepahamannya,” kata dia.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tengah berfokus untuk meningkatkan penempatan PMI di sejumlah negara non-tradisional seiring dengan pelandaian kurva pandemi global saat ini.
Baca Juga
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mencontohkan, salah satu negara non-tradisional yang membuka pintu kerja sama antarpemerintah adalah Jerman. Benny mengatakan, pemerintah sudah mulai memproses penempatan PMI di negara itu pada tahun ini.
“Kami sudah proses menempatkan tenaga kesehatan, kami harapkan Jerman sebagai entry point untuk Uni Eropa,” kata Benny dalam Trade Expo Indonesia (TEI), Selasa (26/10/2021).
Menurut Benny, Jerman ingin membuka pintu kerja sama antarpemerintah lantaran Indonesia sudah berhasil melakukan kerja sama serupa dengan Korea Selatan dan Jepang ihwal penempatan tenaga kerja.
“Kami sedang melakukan pendekatan kepada negara-negara yang masih menutup pintunya, Dalam waktu dekat, Korea Selatan, Singapura dan Taiwan segera membuka. Namun, kami menginginkan negara-negara nontradisional kita juga bisa melakukan langkah-langkah yang diperlukan,” kata dia.
Di sisi lain, dia menegaskan, fokus pengiriman PMI selepas pandemi bakal diarahkan pada peningkatan tenaga kerja terampil, professional, dan mengurangi tenaga kerja level rendah sekaligus berisiko tinggi.
Dengan demikian, pengiriman PMI itu dapat membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah pelandaian kurva pandemi belakangan ini.
“Ini adalah bagian dari solusi ekonomi karena dengan pengiriman PMI bukan saja mengurangi pengangguran, tetapi juga multiplier effect, dan remitansi yang berkontribusi untuk pembangunan di daerah,” kata dia.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sendiri siap memberangkatkan 88.973 calon PMI ke 22 negara tujuan penempatan seiring dengan melandainya kurva pandemi tahun ini.
Merujuk pada perhitungan Bank Dunia, 88.973 calon PMI itu berpotensi menghasilkan devisa sekitar Rp1,5 triliun.