Bisnis.com, JAKARTA — Industri barang dan jasa penunjang hulu minyak dan gas bumi berharap pemerintah dapat lebih menekan keberadaan barang impor.
Marketing Manager PT Sagatrade Murni Egar Suharta Legawa mengatakan kesempatan industri lokal dalam sektor hulu migas terbuka sangat lebar.
Namun, dia menuturkan kesempatan itu akan semakin terbuka apabila kehadiran barang-barang impor yang dapat dipenuhi dari dalam negeri dipersempit.
"Harapannya kesempatan pasar besar selama tidak dibuka impor. Tujuan pemerintah memberikan kesempatan orang untuk beinvesntasi dan dapat dominonya ke industri sekitar otomatis pekerja dari lokal dan juga raw material," katanya di Jakarta, Jumat (22/10/2021).
Erga mengungkapkan, pedoman tata kerja yang dibuat SKK Migas dinilai telah berpihak kepada industri lokal. Penggunaan barang dan jasa lokal dalam aturan tersebut telah diatur untuk seluruh operator migas.
Kendati demikian, dia menilai agar aturan tersebut dapat lebih bisa dioptimalkan sehingga para operator bisa benar-benar mengimplementasikannya dan membuka peluang bagi industri lokal.
"Harapannya kami benar-benar dibina dan KKKS [kontraktor kontrak kerja sama] mendorong operator menggunakan produk dalam negeri," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan per September tahun ini, capaian TKDN telah melebihi target yang ditetapkan pemerintah yakin 50 persen pada 2024.
Adapun, total pengadaan barnag dan jasa per kuartl III/2021 telah mencapai US$2,6 miliar atau setara dengan Rp36 triliun jika menggunakan asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS.
"Nilai kontrak yang diserap rekan-rekan pengusaha dalam negeri dengan TKDN 58 persen ini sekitar Rp23 triliun, ini di atas target ditetapkan," jelasnya.