Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng Akademisi, Pengusaha Alkes Berharap Percepatan Investasi

Kolaborasi pengusaha alat kesehatan dan akademisi diharapkan dapat mengerek arus investasi yang lesu di sektor tersebut.
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool

Bisnis.com, JAKARTA – Kolaborasi pengusaha alat kesehatan dan akademisi diharapkan dapat mengerek arus investasi yang lesu di sektor tersebut.

Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) belum lama ini bekerja sama dengan Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) untuk memacu laju penelitian dan pengembangan.

Ketua Gakeslab Sugihadi mengatakan bahwa selain dengan UI, pihaknya juga menggandeng 10 universitas lain di Indonesia. Adapun dengan IMERI, Gakeslab telah membentuk techno park bertajuk Imega (IMERI-Gakeslab).

“Dari 11 Universitas itu, yang sudah ada kerja sama nyata, kami membentuk Imega, semacam techno park untuk alat kesehatan,” kata Sugihadi di Jakarta, Selasa (12/10/2021).

Sekjen Gakeslab Randy Teguh mengatakan bahwa dalam jangka pendek dan menengah, kolaborasi pengusaha dan akademisi itu baru akan menyasar penguatan instrumen kualitatif, seperti kesamaan visi, pemahaman mengenai teknis produk, mekanisme pendaftaran hak kekayaan intelektual, hingga proses adopsi hasil penelitian menjadi produk jadi.

Namun, dalam jangka panjang, dia meyakini akan ada dampak pada peningkatan arus investasi berkat perbaikan ekosistem industri yang dihasilkan dari kolaborasi tersebut.

“Kalau melihat data yang kami punya, akan ada efek bola salju. Harusnya [arus investasi] makin membesar nantinya,” ujar Randy.

Setali tiga uang, Budi Wiweko, Wakil Direktur Bidang Riset dan Inovasi IMERI menambahkan, akademisi memerlukan campur tangan pelaku industri untuk menyesuaikan hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan pasar.

“Perlu yang namanya intermediater yang sangat diperlukan akademisi dan pusat riset, sehingga hasil temuan inline dengan kebutuhan pasar,” ujarnya.

Menjembatani komunikasi antara akademisi dan pengusaha, Kementerian Kesehatan tak luput mengadakan forum academy, business, government, and community (ABGC).

Selain itu, untuk memacu investasi, Plt. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya mengatakan bahwa pihaknya berupaya mengundang pelaku industri global untuk masuk ke dalam negeri.

Pemerintah juga telah menyiapkan lahan di Batang, Jawa Tengah, untuk pembangunan industri tersebut.

“Menggandeng industri global dilakukan secara aktif dengan memberikan kemudahan-kemudahan untuk berinvestasi,” katanya.

Arianti menambahkan, anggaran riset alat kesehatan untuk tahun depan masih dalam pembahasan. Meski demikian, dia memastikan besaran alokasinya akan lebih besar dibandingkan dengan tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper