Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memastikan keputusan masa karantina 5 hari bagi wisatawan asing yang akan masuk ke Bali belum final.
Ia mengatakan penentuan lama masa karantina tersebut masih mempertimbangkan situasi terkini penyebaran Covid-19.
“Kami diberikan waktu beberapa hari ke depan apakah lima hari ini akan menjadi final karena durasi karantina adalah hitungan inkubasi,” ujar Sandiaga, dikutip dari tempo.co, Senin (11/10/2021).
Sebelumnya, pemerintah mengubah rencana lama masa karantina wisatawan mancanegara dari semula 8 hari menjadi 5 hari. Sandiaga menjelaskan hitungan masa karantina tersebut mengacu pada inkubasi Covid-19.
Menurut data teranyar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, lama inkubasi virus Corona dalam tubuh seseorang ialah 3,7-3,8 hari. Sandiaga mengeklaim seluruh keputusan pemerintah untuk mengatur masa karantina harus sesuai dengan data dan telah memperoleh persetujuan dari para pakar atau epidemiolog.
Adapun penentu masa karantina wisman berada di tangan Kementerian Kesehatan. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengeklaim pemerintah tidak akan menurunkan lama masa karantina hanya untuk pertimbangan industri.
“Prinsipnya, jangan pernah ambil risiko menurunkan masa karantina hanya karena akan bersaing dengan destinasi lain,” ujar Sandiaga.
Pemerintah berencana membuka pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara pada 14 Oktober 2021. Hingga awal pekan ini, persiapan membuka pintu internasional disebut-sebut telah mencapai 90 persen.
Sandiaga mengatakan pada tahap awal, pemerintah akan menerima kunjungan dari 6 negara yang meliputi Cina, Korea Selatan, Jepang, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Selandia Baru. Penerimaan wisman ini didasari kerja sama travel corridor arrangement atau TCA.
Ke depan, Kementerian akan mengusulkan perluasan kerja sama dengan negara-negara lain di Eropa untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing masuk ke Bali. Kendati begitu, Sandiaga memastikan pembukaan Pulau Dewata akan dilakukan secara hati-hati dan dievaluasi setiap sepekan sekali.
“Evaluasi dilakukan per minggu sampai sebulan setelah kepergian wisatawan. Kalau ada peningkatan kasus, kami akan lakukan pendeteksian,” ujar Sandiaga.