Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Minim, Permintaan LNG Diproyeksikan akan Tetap Meningkat

Pulihnya kegiatan ekonomi pascapandemi Covid-19 dan kondisi musim dingin di negara-negara bagian utara membuat permintaan gas meningkat.
Ilustrasi kapal liquefied natural gas (LNG)./Istimewa
Ilustrasi kapal liquefied natural gas (LNG)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pulihnya kegiatan ekonomi pascapandemi Covid-19 dan kondisi musim dingin di negara-negara bagian utara membuat permintaan gas meningkat.

Minimnya pasokan ke negara-negara tersebut akibat Covid-19 juga akan membuat permintaan gas tetap akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

Dikutip dari Energyworld.com, pada Senin (4/10/2021), dalam kurun waktu kurang dari 1,5 tahun, harga gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) telah melonjak dari rekor terendah ke rekor tertinggi yang disebabkan oleh dampak pandemi.

Pada saat ekonomi berangsur pulih, stok pasokan pun tidak dapat mengikuti kebutuhan yang ada saat ini.

Melonjaknya permintaan LNG disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi ditambah dengan musim dingin di belahan bumi utara, sedangkan pasokan terhambat oleh masalah produksi.

Pembatasan dan pemadaman listrik yang terjadi baru-baru ini di seluruh China karena kekurangan batu bara hanya memperburuk persaingan antara Asia dan Eropa dalam mengamankan sumber energi tersebut.

Hal itu pun telah menyebabkan harga LNG mencapai US$34 per MMBTU pada minggu dari sebelumnya US$2 per MMBTU pada Mei 2020, sedangkan harga gas di Eropa telah melambung 300 persen lebih tinggi pada tahun ini.

Menurut International Gas Union, kapasitas tambahan yang ada saat ini hanya 8,9 juta ton per tahun (million ton per annum/mtpa) dari total 139,1 mtpa kapasitas pencairan baru yang direncanakan mulai beroperasi pada 2021.

Beberapa dari kapasitas tambahan itu telah tertunda oleh pembatasan pergerakan akibat Covid-19 yang telah menghentikan atau menyeret pekerjaan konstruksi dan pemeliharaan di beberapa lokasi utama, termasuk di Indonesia dan Rusia selama setahun terakhir.

Sepanjang tahun ini, 288,1 juta ton LNG telah dimuat untuk ekspor secara global, jumlah tersebut hanya tumbuh 7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian, kebutuhan gas diproyeksikan tetap akan meningkat seiring dengan kondisi permintaan di Eropa untuk pembangkit listrik akibat minimnya sumber angin untuk menggerakan pembangkit berbasis EBT.

Sementara itu, lonjakan permintaan LNG juga akan disebabkan oleh China yang tengah mengalami krisis energi listrik.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan bahwa krisis energi yang tengah terjadi di Inggris dapat menjadi peluang pasar baru bagi komoditas gas dari dalam negeri.

Indonesia dinilai berpeluang menjadi pemasok gas untuk Inggris di tengah terganggunya pasokan dari Rusia dan Amerika Serikat.

Tensi hubungan antara Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia yang diduga sebagai salah satu penyebab krisis di Inggris menjadikan Indonesia sebagai negara yang cukup netral untuk bisa menjadi alternatif pemasok gas ke Eropa.

Meski demikian, salah satu tantangan Indonesia untuk bisa memasok gas ke Inggris adalah mahalnya harga gas karena biaya produksi di dalam negeri yang sudah termasuk cukup tinggi.

“Sering kali dalam berbisnis kita sebagai buyer selalu mencari alternatif untuk menghindari kejadian seperti saat ini walaupun dengan harga yang lebih mahal, sehingga masih bisa menjadi peluang menurut saya,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper