Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia masih mengindentifikasi sejumlah kendala terkait optimalisasi kinerja ekspor dalam negeri untuk pasar Australia di tengah implementasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) satu tahun terakhir.
Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani menuturkan kendala mendasar yang dihadapi industri berkaitan dengan pembatasan mobilitas orang antar negara. Konsekuensinya, rencana investasi dan kerjasama pada sektor jasa dengan pelaku usaha di Negeri Kangguru itu tidak optimal.
“Kami masih belum cukup puas karena sebetulnya yang ingin lebih kami maksimalkan adalah investasi dan kerjasama sektor jasa, akan tetapi banyak kendala dalam memaksimalkan investasi dan kerjasama tersebut,” kata Shinta melalui keterangan tertulis kepada Bisnis, Rabu (29/9/2021).
Hambatan lain, Shinta menambahkan, mayoritas eksportir dalam negeri masih kesulitan untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh pasar Australia. Akibatnya realisasi ekspor dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri relatif rendah.
“Jadi kita masih perlu membantu calon-calon eksportir ini untuk bisa memenuhi standar-standar Australia. Kami harap ke depannya ini juga bisa dibantu oleh pemerintah kedua negara,” kata dia.
Selain itu, dia mengatakan, salah satu kendala krusial terkait dengan kegiatan ekspor ke Australia disebabkan karena biaya logistik yang terbilang mahal. Menurut dia, eksportir masih menemukan adanya kelangkaan kontainer ihwal pengiriman barang ke Australia.
Baca Juga
“Ini perlu segera dibicarakan oleh kedua pemerintah dan dicarikan solusinya agar perdagangan kita dengan Australia lebih efisien dan lebih bersaing,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kinerja ekspor Indonesia ke Australia tumbuh sekitar 7,6 persen pada semester pertama tahun ini jika dibandingkan dengan pencatatan tahun lalu.
Menurut Lutfi kinerja positif itu menunjukkan efektifitas implementasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang telah diratifikasi kedua negara pada tahun lalu.
“Kinerja ekspor Indonesia tahun 2021 telah tumbuh sebesar 7,6 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu tentu ini tanda yang baik sekalipun bukan pencapaian yang istimewa. Tetapi, kita ingin meningkatkan perdagangan dengan lebih baik lagi,” kata Lutfi selepas mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Dan Tehan di Jakarta, Rabu (29/9/2021).
Lutfi menambahkan total perdagangan kedua negara meningkat sebesar 65 persen pada semester pertama tahun ini . Dengan demikian, Lutfi mengatakan, total perdagangan Indonesia-Australia mencatatkan transaksi hingga US$6,82 miliar pada paruh pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu di posisi US$4,05 miliar.
Kendati demikian, Lutfi mengatakan, total perdagangan Indonesia-Australia sempat merosot hingga 8,8 persen pada tahun lalu di posisi US$7,15 miliar. Alasannya, perdagangan kedua negara terkendala pembatasan mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 saat itu.