Bisnis.com, JAKARTA - Harga alumunium melonjak hingga US$3.000 per ton di London Metal Exchange (LME), tertinggi dalam 13 tahun. Harga komoditas tersebut telah naik 14% dalam tiga pekan terakhir dan 48% sepanjang tahun ini.
Selain berita tentang lonjakan harga alumunium tersebut, beragam kabar yang dikemas mendalam serta analitik tersaji di BisnisIndonesia.id.
Berikut highlight Top 5 News Bisnisindonesia.id, Rabu (15/9/2021):
Lonjakan Harga Alumunium Menyengat Industri Hilir
Lonjakan harga alumunumium dunia dikhawatirkan membuat biaya produksi melonjak sehingga berdampak pada keuangan perusahaan. Salah satu industri yang paling terdampak kenaikan harga aluminium adalah komponen otomotif.
Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdani Zulkarnaen Salim mengatakan dalam rentang Januari - Agustus 2021, biaya produksi telah naik sekitar 30% karena lonjakan harga sejumlah material.
Bisnis Rumah Sakit Milik Grup Sariaatmadja Makin Legit
Beranjak dari dukungan induk usahanya, agenda ekspansi usaha SAME berlanjut dengan rencana akuisisi emiten yang baru saja melantai di pasar modal yakni PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK).
Tak hanya itu, SAME terus menambah kepemilikan saham secara bertahap di RSGK.
Korupsi LPEI, Hitung Kerugian Negara Kejagung Gandeng BPK
Indonesia Eximbank/Bisnis
Terdapat 10 klaster tindak pidana korupsi yang terjadi di LPEI dan pada setiap klaster terdapat 12 perusahaan.
Penyidik Kejagung butuh waktu lebih banyak untuk mengungkap tersangka dalam kasus korupsi tersebut.
Begini Progres dan Persiapan Pengoperasian Proyek LRT Jabodebek
LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2022 nantinya memiliki 18 stasiun. LRT ini akan melayani kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional, kehadiran LRT Jabodebek sangat dinantikan.
Hyundai dan LG Mulai Bangun Pabrik Sel Baterai EV di Indonesia
Pabrik sel baterai EV dibangun di Karawang dan akan mulai berproduksi pada 2024. Pabrik akan membangun sel baterai EV dengan kapasitas tahunan senilai 10 GWh, cukup untuk lebih dari 150.000 kendaraan listrik baterai E-GMP.
Pabrik sel baterai tersebut akan membantu Hyundai Motor Group mengamankan pasokan sel baterai EV yang stabil untuk memenuhi meningkatnya permintaan EV.