Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUU Pajak AS Tidak Memuat Janji Presiden Biden, Kok Bisa?

Langkah Biden untuk mengenakan pajak pada keluarga kaya atas aset warisan pada saat transfer tidak muncul dalam rencana rancangan UU yang diajukan DPR pada Senin (13/9/2021).
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Rancangan Undang-undang yang diajukan oleh Demokrat di Kongres telah memupuskan janji Presiden Joe Biden pada saat kampanye pada tahun lalu untuk menambah penarikan pajak kepada orang kaya.

Langkah Biden untuk mengenakan pajak lebih tinggi pada keluarga kaya atas aset warisan pada saat transfer tidak masuk dalam rencana rancangan UU yang diajukan DPR pada Senin (13/9/2021). Tarif pajak capital gain yang awalnya direncanakan oleh Gedung Putih 39,6 persen, malah melemah menjadi 25 persen.

Kendati ada pajak tambahan sebesar 3 persen bagi pendapatan di atas US$5 juta, prinsip untuk mengenakan retribusi atas investasi yang lebih sesuai dengan pendapatan penerima upah ditiadakan.

Sementara itu, Ketua Komite Keuangan Senat Ron Wyden mengisyaratkan untuk membahas langkah-langkah secara mendasar, sikap tersebut menghadapi pertentangan dari Demokrat moderat di majelis tinggi.

Anggota parlemen di negara bagian yang berbasis pertanian telah menyuarakan keprihatinan khusus tentang penghapusan transfer aset warisan bebas pajak, meskipun pertanian keluarga dikecualikan oleh Biden.

"Bagian kegagalan terbesar dengan membandingkan [janji] Biden adalah mengubah basis pajak capital gain yang merupakan kunci untuk memastikan miliarder membayar pajak atas keuntungannya dan memastikan keuntungan tersebut tidak sepenuhnya bebas pajak," kata Seth Hanlon, pejabat perpajakan di era Obama.

Menurutnya, masih ada celah dalam undang-undang pajak tersebut yang memungkinkan orang kaya untuk menghindari pajak atas keuntungannya.

Hanlon yang saat ini merupakan rekan senior Center for American Progress, organisasi advokat di bidang ekonomi dan sosial, mengatakan rencana DPR yang meningkatkan berbagai pungutan pada perusahaan, memang menandai adanya kemajuan yang sangat besar.

Dalam menghadapi ketimpangan, terdaapat penguatan program untuk membantuk kalangan kelas menengah dan kelas bawah. Semua terangkum dalam undang-undang yang ditaksir mencapai US$3,5 triliun untuk 10 tahun ke depan.

Saat ini, Panel Kongres sekarang menyusun teks legislatif untuk berbagai komponen, yang mencakup kredit pajak anak yang diperluas dan pengeluaran yang diperbesar untuk perawatan kesehatan dan pendidikan.

Rencana Build Back Better yang diserukan Biden sejak kampanye kepresidenannya, secara tegas berjanji untuk membalikkan pemotongan pajak yang diatur Partai Republik pada 2017 dan memastikan orang terkaya Amerika membayar bagian mereka secara adil.

“Demokrat masih belum religius dalam masalah keadilan pajak. Jika kita tidak bisa meloloskan RUU pajak yang memukul akumulasi kekayaan dinasti, apa yang dikatakannya tentang Partai Demokrat dan di pihak siapa mereka?," kata Frank Clemente, direktur eksekutif kelompok sayap kiri Amerika untuk Keadilan Pajak.

Orang paling kaya dari yang kaya memperoleh sedikit dari gaji sebenarnya, misalnya, gaji Jeff Bezos sebagai pendiri Amazon adalah US$81.840 pada 2020).

Dengan demikian, pajak tambahan atas pendapatan akan hanya akan berdampak sedikit. Kekayaan besar mereka dalam saham, obligasi, real estat, dan aset semakin besar tanpa dikenai beban pajak setiap tahun.

“Proposalnya sangat sederhana di bidang perubahan struktural. Sebagian besar, ini tentang menaikkan tarif berdasarkan basis pajak yang sudah ada,” kata Eric Toder, salah satu Direktur Tax Policy Center, lembaga think tank nonpartisan di Washington, dikutip dari New York Times.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper