Bisnis.com, BATAM - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Batam di Sekupang, ditargetkan menjadi kawasan wisata sehat di Batam. Pengembangan fasilitas kesehatan di KEK Kesehatan Batam, akan memudahkan warga Indonesia se-Sumatera, berobat atau terapi, dengan standard internasional, namun biaya murah.
Harapan itu disampaikan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, Selasa pertengahan April lalu di Batam.
"Saya ingin membangun kawasan ekonomi khusus kesehatan. Jadi pasien se Sumatera akan hadir di Batam (KEK Kesehatan)," kata Rudi.
Dengan pembangunan KEK Kesehatan di Sekupang, Rudi berharap, warga se-Sumatera, tidak lagi menyeberang ke negara tetangga, untuk berobat. "Kalau sudah diberikan pak Menko (Perekonomian) nanti, tidak perlu bayar mahal untuk berobat. Mudah-mudahan se sumatera bisa datang kesini," harapnya lagi.
Direncanakan, luas daerah KEK Kesehatan sekitar 42 hektar di Sekupang. Semua pelayanan hingga fasilitas kesehatan, akan dibangun dan disiapkan, berstandar internasional. Sehingga warga se-Sumatera memilih, apakah ke Batam atau menyeberang ke negara tetangga.
"Jadi mau mahal kesana, mau murah disini (berobat)," beber Rudi.
Setelah KEK Kesehatan disahkan pemerintah pusat, maka penguatan infrastruktur rumah sakit (RSBP) akan dilakukan. Batam akan mengimport alat-alat kesehatan, langsung dari luar negeri.
"Jadi akan beda, karena alat kesehatan yang terbaru dipakai. Seperti sekarang, disebelah alat kesehatan update. Nanti di Batam juga seperti itu, sehingga standard alat kesehatan terbaru," harapnya mengakhiri.
Terkait pembangunan KEK sendiri, disampaikan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Mugiarso. Dimana, aset-aset milik BP Batam akan kembangkan, khususnya RSBP, sebagai KEK Medical Service.
Foto: dok. BP Batam
Bahkan, disiapkan disiapkan klinik yang akan dikembangkan oleh investasi asing. Seperti dari Australia, Singapura, Korea hingga Indonesia sendiri. Nanti akan ada laboratorium dan sebagainya. Sehingga wisatawan mancanegara maupun nusantara yang datang ke Batam, tidak hanya mencari destinasi wisata saja.
Untuk pengembangan KEK Kesehatan ini, Korsel, Australia, Kanada hingga Singapura, menyatakan ketertarikan untuk membangun klinik internasional di Batam. Dimana, para investor tertarik untuk membangun laboratorum bidang kesehatan di Batam.
Investasi bidang kesehatan, untuk mendorong pengembangan wisata kesehatan. Sehingga, wisatawan mancanegara maupun nusantara yang datang ke Batam, tidak hanya mencari destinasi wisata saja. Tetapi juga akan dikemas dalam wisata kesehatan yang berkualitas dan profesional.
Nantinya disiapkan pelayanan nursing home, oncology centre, stroke centre, cardiology center, stem cell, renal center, cosmetic surgery dan home care facilities. Di sini disiapkan fasilitas kesehatan standar internasional berbiaya murah. Selain itu, kerjasama dengan organisasi kesehatan internasional, dibidang Litbang.
RSBP Batam sendiri kini menerapkan teknologi layanan kesehatan berbasis blockchain. Layanan ini, menyatukan sejumlah besar perusahaan untuk membantu memberikan solusi layanan kesehatan bagi masyarakat Batam. Layanan ini disiapkan RSBP bekerjasama dengan dClinic International dan Deloitte South East Asia serta JP Consulting.
RSBP sendiri sudah pernah menandatangani kontrak kerjasama dengan dClinic dan RSBP Batam. Dengan KEK Kesehatan ini, RSBP Batam nanti akan menerapkan teknologi layanan kesehatan berbasis blockchain.
Layanan ini, menyatukan sejumlah besar perusahaan untuk membantu memberikan solusi layanan kesehatan bagi masyarakat Batam. Layanan ini disiapkan RSBP bekerjasama dengan dClinic International dan Deloitte South East Asia serta JP Consulting.
Rudi juga sudah meresmikan lima layanan baru di RSBP Batam. Kelima layanan yang diresmikan Rudi, berupa CT Scan 128 Slice, ICU PIE, Poliklinik, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), dan Laboratorium PCR.
Rudi mengharapkann SIMRS nantinya mampu menjangkau masyarakat dan pihak eksternal lainnya yang terakomodir di dalam sebuah aplikasi telepon seluler.
“Agar sewaktu-waktu masyarakat ingin mengetahui rekam jejak kesehatannya, bisa langsung termonitor secara mandiri. Sehingga jika ingin berobat kembali, semuanya sudah tertera di sana. Lebih cepat dan lebih efisien,” ujar Muhammad Rudi.
Di samping menambah devisa daerah, hadirnya layanan RSBP yang terbaru, diharapkan Muhammad Rudi, menjadi awal langkah konkrit BP Batam dalam meningkatkan pelayanan dan kenyamanan calon pasien, sembari menunggu proses legalisasi KEK Bidang Kesehatan yang akan diterapkan di RSBP Batam.
Direktur RSBP Batam, dr. Afdhalun Hakim mengatakan, SIMRS yang merupakan urat nadi rumah sakit harus dikelola dengan baik. Hal tersebut akan berdampak besar pada pengelolaan manajemen di rumah sakit secara simultan.
Keuntungan dari sistem yang baru ini adalah keandalan sistem yang terukur, paperless, dan komprehensif dengan sistem pendukung lainnya. Jadi mulai status pasien, unit gawat darurat, poliklinik, keuangan, dan obat-obatan semuanya sudah terintegrasi lebih baik di sistem,” kata Afdhalun.
Setelah terintegrasi dengan BPJS dan Kementerian Kesehatan RI, dampak yang signifikan terjadi dari pengelolaan SIMRS adalah penghematan dan efisiensi, baik biaya maupun beban kerja petugas. (*)