Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta percepatan penyelesaian rehabilitasi Bendung Cikeusik untuk mengantisipasi musim penghujan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menginstruksikan penambahan jumlah pekerja di proyek rehabilitasi Bendung Cikeusik untuk mengantisipasi hujan deras.
“Tambah orang untuk pekerjanya, agar lebih cepat selesainya mengantisipasi datangnya musim hujan dan risiko banjir,” katanya, Kamis (2/9/2021).
Menteri Basuki juga meminta pengerjaan proyek itu dilakukan dengan baik agar tidak mengurangi kualitasnya. Pasalnya, infrastruktur air untuk irigasi sangat penting bagi masyarakat.
Bendung Cikeusik sendiri telah berusia lebih dari 100 tahun, dan memiliki peran penting bagi masyarakat dan pertanian di wilayah tersebut sejak zaman kolonial Belanda.
Adapun, proyek rehabilitasi dilakukan untuk mengembalikan kemampuan layanan pengairan daerah irigasi, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani di Kuningan, Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Ditjen SDA Kementerian PUPR Ismail Widadi mengatakan, Bendung Cikeusik merupakan salah satu yang tertua di Indonesia karena dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1890.
“Bendung ini melengkapi daerah irigasi Cikeusik yang telah beroperasi beberapa tahun sebelumnya pada 1884. Dengan usia lebih dari 100 tahun, tentu banyak terjadi kerusakan pada tubuh bendung maupun saluran irigasinya. Kegiatan rehabilitasi besar satu-satunya yang pernah dilakukan pada tahun 1978,” tutur Ismail.
Selanjutnya sejak 2012, menurut Ismail, dilaksanakan pemeliharaan rutin dan berkala bendung yang dilaksanakan oleh BBWS Cimanuk-Cisanggarung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR.
“Kemudian pada 2020 kami memulai rehabilitasi Bendung Cikeusik, yang diharapkan dapat mengoptimalkan layanan sesuai kapasitas awal seluas 6.899 hektare, dengan catatan tidak ada alih fungsi lahan sawah. Namun saat ini di lapangan tercatat bendung ini melayani daerah irigasi seluas 6.178 hektare,” katanya.
Hingga saat ini, kata dia, progres fisik rehabilitasi Bendung Cikeusik sudah mencapai 79,55 persen, dengan target rampung pada November 2021, sesuai kontrak senilai Rp33,16 miliar yang dilaksanakan kontraktor PT Karya Kita Putra Pertiwi.
“Rehabilitasi terutama pada tubuh bendung, Kolam Olak, sayap hulu sayap hilir, perkuatan tanggul, perbaikan lantai jembatan dan perbaikan lanskap agar lebih indah. Tahun berikutnya akan dilanjutkan perbaikan saluran-saluran primer, sekunder, dan tersier,” ujarnya.