Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Distribusi Banten kembali memberikan tegangan pemulihan daya konsumen tegangan tinggi ke Gunung Mulia Steel sebesar 35.000 kVA setelah mengikuti program cuti daya.
Haryanto WS, Direktur Bisnis PLN Regional Jawa, Madura, dan Bali, mengatakan bahwa pemulihan daya listrik Gunung Mulia Steel menjadi bentuk sinergi antarunit PLN di Banten untuk terus mendorong pelanggan produktif di masa pandemi.
“Estimasi pemakaian minimum Gunung Mulia Steel sendiri mencapai 18 juta kWh, dengan pendapatan minimum Rp18 miliar per bulan, serta kapasitas produksi 500 ton baja per tahun,” katanya dalam siaran pers, dikutip Kamis (2/9/2021).
Gunung Mulia Steel merupakan perusahaan peleburan baja yang berfokus pada produksi baja konstruksi. Proses produksi mengutamakan utilisasi tungku baja (electric furnace) yang membutuhkan keandalan pasokan listrik.
Selain melakukan pemulihan daya, PLN juga berhasil menyelesaikan Gardu Induk Gunung Mulia Steel lebih cepat dari target yang ditetapkan untuk mendukung memperkuat sistem kelistrikan di Serang, Banten, dan kawasan PT Gunung Mulia Steel.
Haryanto menuturkan, Gardu Induk Gunung Mulia Steel (GI GMS) dapat diselesaikan dalam waktu 10 bulan, lebih cepat dari target 12 bulan.
“Proyek ini dibangun untuk mendukung dan melayani pengembangan produksi konsumen tegangan tinggi PT Gunung Mulia Steel, dan mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di Serang dan sekitarnya, saat ini dan beberapa tahun ke depan,” katanya.
GI GMS sendiri merupakan salah satu infrastruktur ketenagalistrikan yang berada di Kawasan Peleburan Baja, PT Gunung Mulia Steel. GI itu dibangun di atas lahan seluas 11.472 meter persegi di Desa Cibeber, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten.
Menurutnya, GI GMS akan meningkatkan keandalan dan kualitas pasokan tenaga listrik ke konsumen, serta kemampuan untuk penambahan konsumen baru dan tambah daya bagi konsumen lama.
“Gardu Induk ini mengalihkan sebagian beban dari GI 150 kV/20 kV Serang, sehingga dapat menampung pertambahan beban baru di Serang dan sekitarnya,” ujar Haryanto.