Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjabarkan sejumlah tantangan membangun industri cip lokal. Namun ternyata jauh sebelum teknologi berkembang seperti pada era ini, Indonesia sempat memiliki fasilitas produksi komponen cip semikonduktor.
Agus mengatakan pada 1973 di Indonesia pernah berdiri Industri komponen cip semikonduktor yang merupakan investasi dua perusahaan multinasional Amerika Serikat yaitu Fairchild Semiconductors dan National Semiconductors.
Namun pada 1985, kedua perusahaan tersebut hengkang keluar dari Indonesia yang berakibat sejak saat itu Indonesia menjadi negara mayoritas pengimpor komponen cip semikonduktor.
"Dengan terjadinya peristiwa Global Chip Shortage saat ini kita sadar penuh betapa pentingnya untuk menyiapkan rantai pasok yang aman bagi tersedianya suplai komponen cip semikonduktor di dalam negeri," kata Menperin, saat menghadiri Seminar Web Internasional bertajuk Peluang Industri Indonesia Terkait Isu Global cip Shortage, Selasa (31/8/2021).
Menperin menambahkan sejak tahun 1980-an terjadi perubahan model bisnis di industri semikonduktor. Pada awalnya semua dikerjakan oleh satu perusahaan dari hulu ke hilir atau vertical integration yang disebut Integrated Device Manufacturer (IDM). Namun saat ini, model bisnis telah terpecah-pecah menjadi Fabless (Chip Design), Foundry (Chip Fabrication), IDM (Chip Design & Fabrication), dan OSAT (Assembly & Test).
Hal tersebut menimbulkan gairah ekonomi baru dengan bermunculan banyak perusahaan-perusahaan start up semikonduktor di seluruh dunia.
"Indonesia berkeinginan untuk ikut berpartisipasi dalam rantai nilai industri semikonduktor dunia melalui kerja sama dengan berbagai Mitra MultiNational Companies (MNCs) dan perusahaan start-up di seluruh dunia," ujar Menperin.
Oleh karena itu saat ini bukan tidak mungkin Indonesia kembali mengulang capaian masa lalu. Namun, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi, yakni dari segi waktu pengembangan, investasi besar, dan high skill engineer.