Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengungkapkan kerja sama antara Asean dan negara mitra di regional tersebut perlu ditingkatkan.
Terutama dalam mendukung implementasi prioritas Asean 2021 dan mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Hal ini diungkapkan Djatmiko dalam pertemuan ketiga Pejabat Ekonomi Senior Asean ke-52 (Senior Economic Officials Internal/SEOM 3/52) dengan negara mitra eksternal secara virtual pada Senin (23/8/2201).
Mitra eksternal Asean terdiri atas Kanada, Korea Selatan, China, Hong Kong, Amerika Serikat, India, Rusia, Inggris, Swiss, Australia, Selandia Baru, Jepang, dan Uni Eropa. Rangkaian pertemuan eksternal Asean SEOM dilakukan pada 5, 11, 16, dan 23 Agustus 2021 setelah sebelumnya dilakukan pertemuan internal pada 2—4 Agustus 2021.
“Rangkaian pertemuan SEOM dengan negara mitra Asean ini diharapkan dapat memperkuat dan meningkatkan kerja sama global, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dan mendukung implementasi prioritas Asean 2021,” jelas Djatmiko selaku SEOM perwakilan pimpinan Indonesia dalam siaran pers, Senin (23/8/2021).
Pertemuan diawali dengan konsultasi ke-14 antara Asean dengan Kanada untuk menyelesaikan Reference Paper for a possible Asean-Canada Free Trade Agreement.
Baca Juga
Direktur Perundingan Asean Dina Kurniasari mengungkapkan Indonesia selaku negara koordinator memegang peranan kunci untuk menyelesaikan Reference Paper pada pertemuan SEOM.
“Walaupun masih ada beberapa pending issue yang belum diselesaikan, tetapi Indonesia berharap dokumen ini bisa diselesaikan secepatnya dan Asean-Canada FTA dapat segera diluncurkan,” ujar Dina.
Pertemuan juga membahas upaya peningkatan beberapa FTA yang dimiliki Asean dengan negara mitra, yaitu dengan Korea Selatan, China, India, dan Australia-Selandia Baru. “Upgrading Asean Plus One FTAs bertujuan untuk menjadikan setiap Perjanjian Asean Plus One makin relevan, modern, transparan, user-friendly, predictable, dan sederhana,” tambahnya.
Adapun, pertemuan konsultasi antara Asean dengan Australia dan Selandia Baru membahas peningkatan Asean Australia New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) dengan target finalisasi pada September 2022. Di samping itu, dibahas pula keinginan Chile untuk bergabung ke dalam perjanjian AANZFTA.
Chile merupakan negara yang berpotensi memberikan keuntungan bagi AANZFTA. Secara prinsip seluruh pihak menerima Chile untuk bergabung ke dalam Perjanjian AANZFTA mengingat adanya keuntungan peningkatan akses pasar ke Amerika Latin.
Pada pertemuan konsultasi SEOM dengan Jepang, negara tersebut menyampaikan proposal tentang “Asean-Japan Priority for Innovative and Sustainable Growth”.
Proposal ini bertujuan untuk membantu pemulihan ekonomi pasca Covid-19 melalui penggunaan digitalisasi teknologi. Negara anggota Asean sepakat agar Jepang dapat menyusun concept paper untuk menjelaskan secara lebih detail tentang proposalnya sehingga Asean dapat melakukan konsultasi domestik untuk mendapatkan masukan terhadap konsep tersebut.
Dina mengatakan Indonesia akan mempelajari proposal Jepang secara komprehensif terlebih dahulu.
Rangkaian Pertemuan SEOM 3/52 ditutup dengan Pertemuan Konsultasi SEOM ke-20 dengan Kementerian Perdagangan Republik Rakyat China.
Pada pertemuan ini, pelaksanaan Joint Feasibility Study dispekati dalam upaya meningkatkan Perjanjian Asean-China Free Trade Area (ACFTA). Hal ini dilakukan untuk melihat elemen-elemen yang perlu ditingkatkan dan dampak upgrading terhadap perkembangan hubungan perdagangan Asean dan China.
Asean tercatat 11 negara mitra dialog. Di samping itu, Asean telah memiliki enam perjanjian perdagangan dengan negara yang menjadi mitra dialog yaitu AANZFTA, ACFTA, Asean- India Trade Area (AIFTA), Asean-Republic of Korea Free Trade Area (AKFTA), Asean–Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), serta Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).