Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Kepemilikan Meningkat, Jawa Timur Jadi Lokasi Properti yang Digemari

Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan mengatakan masa pemulihan bisnis properti terjadi sepanjang semester I/2021 di mana terjadinya fluktuasi minat kepemilikan properti.
Bangunan gedung apartemen berdiri di dekat taman kota di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Bangunan gedung apartemen berdiri di dekat taman kota di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Jawa Timur memegang posisi pertama sebagai daerah dengan pertumbuhan minat pembelian properti tertinggi pada semester I/2021. Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan mengatakan masa pemulihan bisnis properti terjadi sepanjang semester I/2021 yang tampak dari fluktuasi minat kepemilikan properti.

Mulai Januari hingga Juni 2021, data 99 Group mencatat fluktuasi minat kepemilikan properti yang naik signifikan apabila dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya (year-on-year). 

Minat pembelian properti pada semester ini meningkat sebesar 40,5 persen dan minat penyewaan naik 25,40 persen. Tren tersebut dimanfaatkan oleh 99 Group dengan menghadirkan produk unggulan terbarunya, yakni verified listing dan properti aset bank.

“Rumah tapak masih jadi primadona pilihan masyarakat saat membeli properti. Tipe properti ini bahkan mengalami kenaikan peminat yang sangat tinggi dibandingkan dari tahun sebelumnya. Kita juga melihat adanya potensi baru dari tipe properti ruko yang semakin banyak dicari konsumen," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (12/8/2021). 

Dia menuturkan pada kuartal II/2021 terjadi kenaikan signifikan pencari properti di Jawa Timur yang melampaui Jabodetabek. Demografi pasar pencari properti turut memperlihatkan perubahan yang menarik. Jawa Timur memegang posisi pertama sebagai daerah dengan pertumbuhan minat pembelian properti tertinggi. 

"Berdasarkan statistik 99 Group pada kuartal II/2021, minat properti di Jawa Timur bahkan melebihi Banten, Jawa Barat, dan Jabodetabek," katanya. 

Dari segi harga, properti dengan yang dipasarkan di bawah Rp400 juta sampai dengan Rp1 miliar masih menjadi yang paling diminati oleh lebih dari 50 persen konsumen saat ini.

Hal itu dengan rincian hunian dengan harga kurang Rp400 juta diminati sebesar 24,7%, hunian dengan harga Rp400 juta-Rp1 miliar diminati sebesar 25,6%, hunian dengan harga Rp1 miliar-Rp3 miliar diminati sebesar 28,3%, dan hunian dengan harga Rp3 miliar-Rp5 miliar diminati sebesar 8,2%. 

"Meskipun demand properti di kisaran harga Rp400 juta-Rp1 miliar mencapai hampir 60 persen, namun suplai yang ada sekitar 40 persen masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen," ucapnya. 

Selain harga, survei konsumen 99 Group membuktikan bahwa faktor lokasi dan fasilitas masih menjadi prioritas utama konsumen saat membeli properti. Lalu konsumen juga mencari desain dan fasilitas di lokasi hunian. 

Wasudewan menuturkan pembelian properti dengan metode kredit bank atau KPR masih jadi pilihan utama konsumen. Untuk pembayaran dengan cash keras menjadi alternatif lain yang cukup diminati. "Potongan harga merupakan promosi yang paling diharapkan konsumen dari developer," tuturnya. 

CEO Leads Property Services Indonesia Hendra Hartono menambahkan untuk menarik perhatian konsumen, pihak developer bisa fokus untuk memberikan promo harga dan KPR baik berupa diskon maupun cashback. "Sementara konsumen bisa memanfaatkan promo KPR dari developer yang bekerja sama dengan bank," katanya. 

Hendra mengungkapkan tren suplai properti terbesar masih terkonsentrasi di tiga lokasi utama, yaitu DKI Jakarta sebesar 38.6 persen, Jawa Barat sebesar 23.1 persen, dan Jawa Timur sebesar 16.2 persen. 

Dengan jumlah demand sebesar 32 persen yang melebihi supply sebesar 23.1 persen, Jawa Barat memiliki peluang menjanjikan bagi pengembang yang ingin meningkatkan jumlah properti di daerah tersebut.

"Berbanding terbalik, kondisi sebaliknya justru terjadi di Jawa Timur. Meskipun pertumbuhan jumlah pencari properti di daerah ini sangat baik, tren supply and demand di Jawa Timur masih belum seimbang. Rekam data Tim Analis 99 Group mencatat demand yang hanya berada di angka 7,7 persen dengan suplai sebesar 16,2 persen," ujarnya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper